Pola Makan Berbasis Tumbuhan Dapat Membantu Melawan Diabetes dan Penambahan Berat Badan

Penelitian menemukan bahwa membatasi konsumsi daging merah dan lebih banyak mengonsumsi tumbuhan seperti biji-bijian, polong-polongan, serta beragam buah dan sayuran dapat menurunkan kolesterol dan risiko penyakit kardiovaskular, mencegah diabetes tipe 2, memperpanjang umur, serta menjaga kehidupan bumi.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 29 Des 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2023, 05:00 WIB
kolagen
Ilustrasi sayur-sayuran yang mengandung kolagen. (Foto: Unsplash/Vije Vijendranath)

Liputan6.com, Jakarta - Menerapkan pola makan berbasis tumbuh-tumbuhan (nabati) dapat bermanfaat pada kesehatan. Dilansir dari CNN, Sabtu, 23 Desember 2023, penelitian menemukan bahwa membatasi konsumsi daging merah dan lebih banyak mengonsumsi tumbuhan seperti biji-bijian, polong-polongan, serta beragam buah dan sayuran dapat menurunkan kolesterol dan risiko penyakit kardiovaskular, mencegah diabetes tipe 2, memperpanjang umur, serta menjaga kehidupan bumi.

Dalam hal mencegah diabetes, manfaat tersebut hanya bisa didapatkan jika pola makan nabati yang diterapkan adalah pola makan yang sehat dan membatasi makanan yang diproses atau mengandung banyak gula, menurut sebuah studi baru yang menganalisis 206 jenis makanan berbeda. Analisis pola makan tersebut dilakukan selama 12 tahun terhadap 130.000 peserta studi UK Biobank.

Studi tersebut merupakan studi longitudinal mengenai kesehatan para penduduk Britania Raya. Dalam studi tersebut, para peserta dibagi ke dalam empat kategori, yaitu berdasarkan asupan buah segar, sayuran, dan biji-bijian.

Penelitian tersebut menunjukkan kelompok 25 persen teratas kebanyakan mengonsumsi makanan nabati dengan sedikit makanan manis, makanan penutup, biji-bijian olahan, dan minuman manis. Sementara, masyarakat di kelompok 25 persen terbawah mengonsumsi lebih banyak makanan nabati yang tidak sehat.

Dibandingkan dengan orang-orang di tingkat terendah, mereka yang paling banyak mengonsumsi biji-bijian, buah-buahan segar, dan sayuran serta membatasi asupan makanan tidak sehat mengalami penurunan risiko diabetes sebesar 24 persen, menurut penelitian yang diterbitkan Selasa, 19 Desember 2023, di jurnal Diabetes & Metabolism.

 

Pola Makan Nabati Sehat Dapat Menjaga Berat Badan

Memulai Topik Pembicaraan dengan Mengomentari Bentuk Tubuh
Ilustrasi Timbangan Berat Badan Credit: pexels.com/pixabay

Studi tersebut juga menunjukkan, bahwa orang yang mengonsumsi makanan lebih sehat memiliki indeks massa tubuh dan lingkar pinggang yang lebih rendah, serta kadar gula darah yang lebih baik dan tingkat peradangan yang lebih rendah. Manfaat tersebut juga didapatkan oleh orang yang secara genetis cenderung terkena diabetes dan mereka yang memiliki faktor resiko lain untuk diabetes, seperti obesitas.

"Data ini sangat penting, terutama bagi mereka yang dianggap berisiko tinggi terkena diabetes tipe II, karena data ini menunjukkan bahwa mereka dapat mengurangi risiko tersebut dengan mengikuti pola makan nabati yang sehat," kata penulis pertama Alysha Thompson, seorang mahasiswa doktoral di Queen's University Belfast di Irlandia Utara, dalam sebuah pernyataan.

Namun, orang yang mengonsumsi makanan nabati yang paling tidak sehat memiliki risiko 37 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, seiring dengan lingkar pinggang yang lebih besar dan kadar trigliserida, suatu bentuk kolesterol yang lebih tinggi, menurut penelitian tersebut.

Faktanya, obesitas adalah "mediator utama yang mendasari risiko diabetes tipe dua yang lebih besar di antara individu yang mengikuti pola makan nabati yang tidak menyehatkan," kata rekan penulis Tilman Kühn, dosen dari Institute for Global Food Security di Queen's University Belfast dan ketua nutrisi kesehatan masyarakat di Universitas Kedokteran Wina, dalam sebuah pernyataan.

Apa Mekanisme yang Mendasarinya?

Ilustrasi sayuran mentah atau salad
Ilustrasi sayuran mentah atau salad (Sumber: Pixabay/JillWellington)

Bagaimana pola makan nabati yang sehat dapat membantu untuk melindungi tubuh dari diabetes tipe 2? Pola makan tersebut dapat memengaruhi mekanisme antidiabetes. "Termasuk kadar gula darah dan lipid, serta menurunkan lemak tubuh," kata Kühn.

Penemuan lain  mengungkapkan peran penting yang dimainkan ginjal dan hati dalam mengurangi risiko diabetes tipe 2, kata rekan penulis Aedín Cassidy, seorang profesor di Institut Keamanan Pangan Global Queen University Belfast.

"Untuk pertama kalinya kami menunjukkan bahwa perbaikan metabolisme dan fungsi hati dan ginjal sebagai hasil dari pola makan nabati yang sehat, dapat menjelaskan bagaimana pola makan ini dapat mengurangi risiko diabetes tipe II," kata Cassidy dalam sebuah pernyataan.

Meskipun penelitian ini hanya menemukan hubungan, bukan sebab dan akibat langsung, temuan ini "menarik," kata Duane Mellor, ahli diet terdaftar dan pengajar senior di Aston Medical School di Birmingham, Inggris, dalam sebuah pernyataan kepada Science Media Center di London.

Rancangan Penelitian Lanjutan untuk Mengurangi Risiko Terkena Diabetes

Mencegah Diabetes
Ilustrasi Alat Kesehatan Credit: pexels.com/Drise

Analisis tersebut "melihat aspek kesehatan hati dan ukuran peradangan lainnya serta mengeksplorasi bagaimana hal tersebut mungkin terkait dengan pola makan dan risiko terkena diabetes tipe 2," kata Mellor, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

"Hal ini menunjukkan sejumlah kemungkinan rancangan penelitian di masa depan untuk benar-benar menilai apakah jenis pola makan nabati ini benar-benar dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2," tambah Mellor.

Sementara itu, individu dengan diabetesi atau pasien diabetes perlu mengonsumsi karbohidrat dengan porsi yang sesuai. Dikutip dari kanal Health Liputan6.com, 17 Desember 2023, nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat. Namun, karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan roti gandum dinilai sebagai pilihan terbaik untuk diabetesi karena memiliki indeks glikemik rendah.

Jika diabetesi ingin mengonsumsi nasi putih, Spesialis Gizi Klinik dr Cindy J Pudjiadi, Sp.GK menyarankan untuk mengombinasikannya dengan lauk pauk dan sayuran. Hal itu akan menurunkan indeks glikemik.

"Jadi di nasi merah itu kan ada vitamin, mineral, dan serat. Nah, kita bikin nasi putih itu ada tambahan vitamin, mineral dan serat. Caranya tambahkan sayur yang banyak. Adanya sayur yang banyak itu akan mendapatkan serat, vitamin, dan mineral di situ. Jadi jangan hanya makan nasi putih saja tanpa adanya tambahan teman-temannya tersebut," saran Cindy, dilansir Antara.

Fakta Mengenai Risiko Diabetes Melitus
Infografis Journal_ Fakta Mengenai Risiko Diabetes Melitus (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya