Gunung Semeru Erupsi 2 Kali, Warga Dilarang Beraktivitas di Sektor Tenggara dan Waspadai Awan Panas

Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan Gunung Semeru sebagian tertutup awan menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru

oleh Tim Lifestyle diperbarui 31 Des 2023, 22:43 WIB
Diterbitkan 31 Des 2023, 22:03 WIB
Contoh ilustrasi Gunung Bromo
Terkenal akan spot edelweis yang cantik, Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru dapat menjadi opsi untuk melakukan pendakian. (Foto: Unsplash.com/Kevin Zhang)

Lumajang - Menjelang tahun baru 2024, Gunung Semeru mengalami dua kali erupsi dalam sehari ini dan disertai luncuran awan panas pada Minggu (31/12/2023). Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang tercatat erupsi pertama terjadi pada pukul 01.30 WIB dan erupsi kedua terjadi pada pukul 14.07 WIB.

"Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan Gunung Semeru sebagian tertutup awan," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, dikutip dari Antara, Minggu (31/12/2023).

Pada erupsi pertama pukul 01.30 WIB terpantau tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut) dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Lalu erupsi kedua terjadi pada pukul 14.07 WIB dengan tinggi kolom letusan dan sebaran abu vulkanis yang sama seperti erupsi pertama.

Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 224 detik. Pada erupsi kedua, letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu sebagian tertutup awan atau kabut.

Berdasarkan pengamatan kegempaan pada Minggu pukul 12.00-18.00 WIB tercatat Gunung Semeru mengalami 19 kali gempa erupsi dengan amplitudo 14-22 mm, satu kali gempa awan panas letusan, dua kali gempa guguran, dua kali gempa embusan, dan dua kali gempa tektonik jauh.

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status Gunung Semeru masih berada di Level III atau Siaga. Selain itu, PVMBG meminta warga tidak melakukan aktivitas di area berjarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh 17 km dari puncak karena berpotensi terkena dampak awan panas dan aliran lahar.

 

 

Perluasan Awan Panas dan Aliran Lahar Semeru

Ilustrasi Gunung Semeru Erupsi (Istimewa)
Ilustrasi Gunung Semeru Erupsi (Istimewa)

 

Warga juga diminta tidak melakukan aktivitas di area dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terdampak lontaran batu pijar. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Petugas juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sebelumnya, Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru terjadi selama 5.400 detik atau 1,5 jam akibat hujan deras yang mengguyur kawasan puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Senin, 25 Desember 2023.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Ghufron Alwi menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada 25 Desember 2023 periode pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.

 

Gempa Erupsi di Gunung Semeru

Banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Lumajang. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Lumajang. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

 

"Telah terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 15 mm, dan lama gempa 5.400 detik," katanya di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, mengutip kanal Surabaya Liputan6.com.

Selain itu, dalam pengamatan kegempaan juga terjadi 15 kali gempa erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 68-145 detik, kemudian satu kali gempa guguran dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 68 detik.

Aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga menunjukkan adanya gempa hembusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 8 mm dan lama gempa 47-53 detik, kemudian dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-28 mm, S-P 18-26 detik dan lama gempa 49-97 detik.

Gunung Semeru merupakan sebuah gunung berapi berbentuk kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru termasuk gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru secara administratif masuk ke dalam wilayah dua kabupaten, taitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Mengutip dari laman Britannica, Rabu, 23 Agustus 2023, gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng Eurasia. Gunung Semeru pun termasuk gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Danau di Gunung Semeru

Dikonservasi, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara
Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup sementara guna konservasi.

 

Tempat yang bagus untuk berkemah, mendaki, dan melihat matahari terbit, Semeru juga menuntut kehati-hatian dari para pendaki terkait aktivitas vulkaniknya.Gunung Semeru telah memesona para pendaki dari seluruh dunia. Gunung Semeru memiliki tiga danau pegunungan yang indah.

Dua danaunya diketahui berada di dekat desa terakhir dan satu danau lainnya berada di jalur trekking. Yang paling terkenal adalah Ranu Kumbolo, merupakan basecamp populer bagi para pendaki Semeru, Anda bisa mendapatkan foto matahari terbit yang indah di sini.

Dua lainnya adalah Ranu Regulo dan Ranu Pani. Jarak antar danau sekitar 20 menit berjalan kaki. Pendaki dapat mendirikan kemah maksimal 15 m dari danau. Anda tidak bisa berenang di danau ini karena suhu dingin dapat menyebabkan hipotermia. Di Ranu Kumbolo selain karena suhu airnya, juga untuk menjaga kebersihan danau karena juga merupakan sumber air untuk pejalan kaki, untuk minum, dan untuk memasak.

Anda juga tidak diperbolehkan mandi atau mencuci piring atau apapun di danau ini. Area perkemahan Ranu Kombolo kini memiliki toilet umum yang dapat digunakan para pendaki.

 

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya