Liputan6.com, Jakarta - Wakaf telah menjadi salah satu sedekah yang paling digemari karena sifat jariahnya sejak zaman Rasulullah SAW. Wakaf menjadi ibadah yang istimewa karena karakternya yang multidimensi dan multinilai.
Multidimensi artinya wakaf mampu menjangkau urusan dunia dan akhirat, sedangkan multinilai memiliki arti wakaf bukan hanya bernilai ibadah, tapi juga nilai sosial. Dari sisi ibadah, wakaf menjadi amal jariah bernilai pahala yang tidak akan terputus. Sedangkan dari sisi sosial, wakaf juga memiliki peran penting membangun ekonomi masyarakat.
Badan Wakaf Indonesia (BWI) telah memproyeksikan nilai penerimaan wakaf dapat mencapai hingga 180 triliun Rupiah per tahun. Nilai sebesar itu tentu memerlukan pengelolaan yang tepat agar dapat menjadi wakaf yang produktif. Lalu, apa saja manfaat dan contoh wakaf produktif tersebut? Berikut adalah penjelasan singkatnya.
Advertisement
Mengapa Aset Wakaf Harus Produktif?
Sebelumnya mari kita ketahui terlebih dahulu mengapa aset wakaf perlu bersifat produktif. Secara umum, wakaf produktif dapat menjadi kontribusi penting dalam membangun kualitas hidup masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi bangsa.
Secara tidak langsung, skema ini juga bertujuan untuk memperluas manfaat dan merawat aset wakaf tersebut. Meski begitu, persepsi wakaf di tengah masyarakat Indonesia masih berkutat dalam bentuk tanah ataupun dana dengan nominal besar.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Wakaf Kementerian Agama, tanah wakaf di Indonesia hingga tahun 2022 telah mencapai luas total 57,2 hektar yang tersebar di 440 ribu titik.
Dengan luas tanah dan sebaran tersebut, menyebabkan pengelolaan dan produktivitas aset wakaf menjadi lebih menantang. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan pemahaman dan literasi wakaf produktif di tengah pola pikir masyarakat Muslim Indonesia.
Â
Manfaat Wakaf Produktif dalam Pembangunan Nasional
Lebih lanjut, aset ataupun dana wakaf produktif memiliki banyak manfaat dalam pembangunan nasional. Salah satunya adalah untuk mendorong perekonomian mikro dan makro.
Manfaat ini dapat dirasakan melalui investasi pada sektor bisnis, baik lokal maupun nasional. Hasil investasi tersebut pada akhirnya juga dapat menjadi pemasukan bagi kas negara melalui pajak. Selain itu, wakaf produktif juga bermanfaat bagi sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial. Hal tersebut dapat terwujud melalui pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. Sektor tersebut pada akhirnya dapat membangun sistem guna memajukan taraf hidup dan sosial masyarakat.
Kedua investasi di atas pada akhirnya juga dapat memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Ini karena investasi tersebut juga dapat berdampak positif pada pemberdayaan masyarakat lewat lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan inilah yang pada akhirnya menciptakan ekonomi lokal dan kemandirian masyarakat.
Melihat berbagai manfaat di atas, inovasi dalam model pengelolaan ini nampaknya menjadi kunci untuk meningkatkan potensi wakaf di Indonesia. Namun, perlu dicatat bahwa manfaat dari wakaf tersebut hanya dapat tercapai jika produktivitasnya dapat terus ditingkatkan.
Advertisement
Tantangan dalam Pengelolaan Wakaf Produktif
Meski begitu, pengelolaan wakaf produktif tentu tidak terlepas dari berbagai masalah dan tantangan. Masalah pertama adalah mengenai pola pikir masyarakat kita yang masih menganggap jika wakaf hanya dapat ditunaikan dengan jumlah aset ataupun dana yang besar.
Hal ini tentu saja salah, karena sejatinya wakaf dapat ditunaikan dalam jumlah berapapun, asalkan diniatkan untuk memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan. Tidak hanya itu, ketersediaan dan kemampuan dari pengelola wakaf (Nazhir), juga menjadi dinamika tersendiri.
Saat ini, hanya sedikit jumlah Nazhir yang tidak hanya mampu menerima aset wakaf, namun juga harus dapat mengelolanya dengan baik. Bahkan pengelolaan ini juga harus dapat dipertahankan untuk menjaga kualitas serta kuantitas dari wakaf tersebut agar tetap produktif secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dan kerjasama yang erat antara pemerintah, wakif, pengelola, hingga penerima wakaf untuk mengatasi berbagai masalah ini. Selain itu, literasi wakaf di masyarakat perlu terus digaungkan di berbagai kalangan usia.
Tanggung jawab atas kepercayaan pengelolaan wakaf tersebut juga perlu dijaga dan dirawat agar produktivitasnya dapat terus berlangsung. Bahkan lebih jauh lagi, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjadikan wakaf sebagai jawaban dari masalah sosial-ekonomi yang masih marak terjadi di Indonesia.
Â
Portofolio Wakaf Produktif Dompet Dhuafa
Menjawab berbagai kebutuhan di masyarakat melalui wakaf produktif, Dompet Dhuafa selaku nazhir telah berhasil menjalankan investasi dan mengembangkan aset wakaf produktif. Salah satunya dapat kita lihat di Kawasan Zona Madina yang berlokasi di Parung, Bogor, Jawa Barat.
Di kawasan Zona Madina, miniatur porgram wakaf produktif lahir melalui berbagai program yang berlokasi di satu kawasan di antaranya: program kesehatan di RS Rumah Sehat Terpadu (RST), program pendidikan di STIM Budi Bakti, serta program dakwah dan budaya di Masjid Al Madinah.
Â