Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, perilaku pendaki tidak bertanggung jawab dengan Buang Air Besar (BAB) atau buang tinja hingga mengotori aliran mata air di Alun-Alun Surya Kencana di Gunung Gede Pangrango menjadi viral di media sosial. Ulah tak terpuji itu terekam oleh sebuah akun Instagram open trip pendakian ke gunung tersebut.
Para pendaki gunung tersebut, bukan hanya membuang kotoran sembarangan. Mereka bahkan mencuci peralatan makan di aliran tersebut yang jelas-jelas melanggar aturan.
Baca Juga
"Dih ber*k di deket mata air padahal ada larangan jangan cemari air tersebut dan banyak orang yang memanfaatkan air nya," tulis keterangan dalam unggahan @basecamp_gununggedeviaputri pada 18 April 2024.
Advertisement
"Gak boleh cuci bekas masakan atau membuang makanan ke air sungai, karena bisa mencemari lingkungan," seru akun tersebut kepada pendaki untuk menjaga aliran mata air gunung tetap bersih.
Lalu bagaimana sebenarnya aturan atau etika untuk membuang tinja dan bersih-bersih peralatan makan di gunung? Mengutip dari laman Eiger Adventure, Rabu (24/4/2024), membuang hajat di tempat terbuka biasanya akan membuat orang risih, namun sudah banyak dijual alat untuk mengatasi hal tersebut yang berupa bilik portabel.
Sebelumnya kenali dulu alat-alat untuk BAB di gunung. Pertama, Anda bisa gunakan sekop khusus yang biasa digunakan untuk menggali, lalu tisu sebagai pengganti air untuk membersihkan bekas kotoran yang tersisa. Disarankan untuk menggunakan tisu kering karena tisu basah lebih susah terurai.
Pendaki juga bisa membawa bidet portable dan air untuk membilas. Jangan lupa membawa senter atau headlamp jika harus BAB di malam hari. Siapkan juga peluit dan peralatan self defense, terutama saat BAB di gunung dengan hewan liar yang kerap lalu-lalang.
Â
Jangan Sembarangan BAB di Gunung
Berikut adalah enam tips buang air besar yang sebaiknya diperhatikan selama berada di gunung:
1. Menghindari jalur pendakian dan lokasi kemping
Cari lokasi yang lumayan tersembunyi, serta jauh dari jalan utama yang biasanya dilewati para pendaki dan lokasi kemping. Jarak amannya adalah 30 meter dari area kemping.
2. Hindari aliran air sungai agar tidak tercemar
Hal ini berlaku di air tenang seperti danau ataupun aliran sungai. Sumber air tetap merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, jadi jangan cemari dengan membuang kotoran di sana.
3. Survei lokasi dan pastikan aman
Pastikan juga lokasi yang dipilih tertutup rimbun semak-semak atau pepohonan agar tidak mudah terlihat orang lain. Selain itu, pastikan cukup aman, baik dari ancaman binatang, tumbuhan berduri, jurang ataupun longsor tanah.
4. Buatlah sebuah galian dan tutup kembali setelah buang air
Pendaki harus memperhatikan soal menggali lubang untuk BAB. Usahakan kedalaman lubang mencapai sekitar 10-15 cm. Jarak itulah standar aman dalam membuang limbah kotoran manusia.Â
Advertisement
5. Lubang Harus Tertutup Rapat
Jika perlu padatkan lubang galian yang Anda buat dengan cara menginjaknya dengan kaki agar lebih tertutup rapat. Hal ini dimaksudkan agar kotoran tidak mengganggu orang yang lewat dan tidak menimbulkan bau.Â
6. Ajaklah salah satu teman untuk menemani
Beritahukanlah teman jika hendak BAB dan ajaklah satunya untuk menemani, terlebih saat malam hari. Jika terjadi suatu hal yang tak terduga, maka temanlah yang akan pertama kali menolong.
7. Beri tanda pada tempat BAB
Setelah menutup lubang, jangan lupa berikan tanda pada tempat kamu BAB, ya Eigerian. Kamu bisa gunakan ranting ataupun dedaunan.
8. Jangan lupa cuci tangan setelah buang air
Setelah semuanya selesai, pastikan mencuci tangan sampai bersih. Dengan memenuhi standar dari beberapa point tadi, kotoran yang dibuang tidak akan berbau dan mencemari lingkungan. Kotoran ini juga nantinya akan terdegradasi dengan alami bersama bakteri-bakteri yang terkandung di dalam tanah.
Ketahui Cara Menghindari BAB di Gunung
1. Hindari makan pedas dan asam
Sudah jadi rahasia umum jika makanan asam dan pedas dapat membuat lambung dan usus bermasalah. Terlebih yang memiliki lambung sensitif. Pilihlah makanan yang bergizi dengan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak yang seimbang.
2. Jangan minum bersoda saat naik gunung
Minuman bersoda akan memasok banyak gas di dalam perut dan ususmu. Hal ini akan membuat semakin banyak gas yang masuk ke dalam perut dan semakin mudah membuat perut kembung.
3. Berhenti makan sebelum kenyang
Jangan makan terlalu banyak, terlebih makanan berat. Makanan berat akan membuat lambung dan usus bekerja lebih berat dan daya dorong yang dihasilkan bakal membuat kotoran lama di usus besar dipaksa secepat mungkin keluar.
4. Saat istirahat cari posisi tubuh yang tepat
Ternyata posisi tubuh pendaki saat istirahat mempengaruhi kemunculan gejala BAB, misalnya dengan posisi jongkok, duduk dengan posisi kaki ditekuk, mengangkat kaki ke batu, dan lainnya. Posisi-posisi tersebut membuat otot perut memberikan tekanan kuat ke usus besar.
5. Atur manajemen BAB tubuh
Jadi, Anda memaksa tubuh untuk mengubah frekuensi dan waktu BAB. Caranya, ubahlah pola makan, jam tidur, dan melatih ketenangan diri. Target pertama yakni dengan mengubah frekuensi BAB dari satu kali sehari menjadi 2--3 kali seminggu.
Â
Advertisement