Sambut Olimpiade Paris 2024, Museum Louvre Gelar Kelas Yoga dan Tari untuk Umum

Museum Louvre menyiapkan sederet sesi olahraga bersama agar pengunjung bisa menikmatinya sambil memandangi karya seni koleksi mereka untuk menyambut Olimpiade Paris 2024.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 26 Apr 2024, 09:02 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2024, 09:02 WIB
Sambut Olimpiade Paris 2024, Museum Louvre Gelar Kelas Yoga dan Tari untuk Umum
Sejumlah pengunjung mengikuti kelas yoga di Museum Louvre untuk memeriahkan Olimpiade Paris 2024. (dok. Thomas SAMSON / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Museum Louvre di Paris merancang sesi olahraga bersama di galeri ternama mereka sebagai bagian program budaya kota menyambut Olimpiade Paris 2024. Pihak museum menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk berpartisipasi dalam sesi tari, yoga, dan olahraga lain yang didampingi instruktur sambil memandangi lukisan dan patung yang terkenal di dunia.

Program yang diumumkan pada Selasa, 24 April 2024 itu bertujuan untuk membangkitkan antusiasme warga menjelang Olimpiade Paris 2024 yang akan dimulai pada 26 Juli 2024. Rincian sesi khusus dan pameran baru bertema Olimpiade itu sudah tersedia di situs web resmi mereka.

"Louvre secara fisik berada di pusat kota Paris. Secara fisik, ini akan menjadi pusat Olimpiade," kata kepala museum Laurence des Cars, dikutip dari The Guardian, Kamis (25/4/2024).

Empat destinasi seni lainnya, termasuk Musee d’Orsay, rumah bagi mahakarya impresionis, juga direncanakan untuk mengadakan kegiatan olahraga atau budaya yang berhubungan dengan Olimpiade.

Pada hari yang sama, Balai Kota Paris mengumumkan rencananya untuk membangun fasilitas olahraga umum, konser, dan area penggemar terbuka di sekitar Kota Cahaya selama Olimpiade dan Paralimpiade. Terdapat 26 zona penggemar akan berdiri di sekitar ibu kota, selain dua area perayaan khusus di pusat dan timur laut Paris tempat para pemenang medali akan didorong untuk menyapa masyarakat.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade, kota tuan rumah bertujuan untuk menciptakan Pesta Rakyat di mana antusiasme Olimpiade dapat dibagikan baik di lokasi acara maupun di luar stadion, di jantung kota, di setiap distrik," kata kantor wali kota.

Siapkan Saluran Telekomunikasi Khusus

Sambut Olimpiade Paris 2024, Museum Louvre Gelar Kelas Yoga dan Tari untuk Umum
Sejumlah pengunjung mengikuti kelas yoga di Museum Louvre untuk memeriahkan Olimpiade Paris 2024. (dok. Thomas SAMSON / AFP)

Upacara pembukaan akan berlangsung di sungai Seine yang melewati Louvre. Sebuah stadion sementara yang akan menjadi tuan rumah skateboard dan breakdance sedang dibangun di dekat Place de la Concorde.

Api Olimpiade juga akan menyala di taman tetangga Tuileries, kata sumber keamanan kepada AFP. Itu akan menjadi olimpiade pertama di Paris dalam 100 tahun terakhir yang berlangsung pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024, disusul oleh Paralimpiade pada 28 Agustus hingga 8 September 2024.

Aplikasi telepon seluler transportasi Olimpiade baru juga tersedia untuk pertama kalinya pada Selasa, 24 April 2024, oleh otoritas transportasi regional. Para pengunjung Paris akan didorong untuk menggunakan aplikasi 'Transportasi publik Paris 2024', yang akan memandu mereka ke tujuan pertandingan Olimpiade menggunakan informasi real-time mengenai lalu lintas dan nomor pengguna.

Para pengembang mengatakan bahwa rute yang disarankan tidak selalu merupakan 'yang terpendek atau tercepat', tetapi akan menjadi yang paling sesuai dan memastikan bahwa para pelancong terbagi dalam pilihan transportasi yang berbeda. Kepadatan jaringan kereta bawah tanah Paris menjadi perhatian khusus menjelang Olimpiade. Politikus lokal mendesak warga Paris untuk berjalan kaki atau menggunakan sepeda.

Lomba Bawa Nampan Berhadiah Tiket Olimpiade

Lomba Keseimbangan Pelayan di Paris
Lomba Keseimbangan Pelayan di Paris (Dok: AP/Christophe Ena)

Semangat menyambut Olimpiade juga ditunjukkan lewat perlombaan khusus bagi pramusaji yang telah berlangsung selama 110 tahun sebagai bagian dari perayaan budaya Ibu Kota Prancis, pada Minggu, 24 Januari 2024. Perlombaan yang sempat absen 13 tahun itu merupakan bagian dari strategi Paris untuk menarik perhatian dari berbagai dunia pada Olimpiade Musim Panas pertamanya dalam 100 tahun.

Perlombaan yang dilaksanakan di Paris ini dalam rangka memperingati keahlian dan peran penting para pramusaji dalam menjaga kehidupan sosial dan budaya Prancis, mengutip AP, Minggu, 31 Maret 2024.

Meskipun terkadang para pramusaji dikenal karena sifat moody, mereka tetap menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di Prancis. Tanpa mereka Prancis tidak akan menjadi Prancis. Para pramusaji, baik pria maupun wanita, berperan penting dalam menjaga keberlangsungan kafe dan restoran di Prancis.

Kehadiran mereka memungkinkan kafe serta restoran di Prancis menjadi tempat yang nyaman, sehingga telah menjadi inspirasi bagi seniman untuk menulis lagu dan puisi yang memuji keindahan "bistro" Prancis. "Itulah tempat di mana Anda akan menemukan bunga-bunga terbaik dari warga," ungkap penyanyi serta penulis lagu George Brassens dalam nyanyiannya.

Siapa Pemenangnya?

FOTO: Antusiasme Warga Prancis Menyambut Pembukaan Kembali Kafe dan Restoran
Pelanggan minum bir di teras kafe di Paris, Prancis, Rabu (19/5/2021). Prancis kembali membuka kafe dan restoran pada 19 Mei 2021 setelah ditutup lebih dari enam bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Lewis Joly)

 

Pada perlombaan kali ini, ratusan pramusaji mengenakan seragam mereka, lengkap dengan dasi kupu-kupu yang merupakan simbol elegansi dalam profesi mereka. Mereka membawa nampan dengan roti croissant, cangkir kopi kecil yang kosong, dan segelas air penuh, sambil melintasi jarak dua kilometer yang dimulai dan berakhir di Balai Kota Paris. 

Van Wymeersch, juara dalam kategori wanita dengan waktu 14 menit dan 12 detik, memulai karirnya sebagai pramusaji di usia 16 tahun. Pada usianya 34 tahun saat ini , ia menyatakan tidak dapat membayangkan kehidupan lain selain menjadi seorang pelayan.

"Saya menyukainya sebanyak saya membencinya. Itu ada dalam diri saya. Saya tidak bisa meninggalkannya (profesi pramusaji)," ujar Wymeersch. "Profesi ini sulit, melelahkan, menuntut, dalam 12 jam sehari. Tidak ada akhir pekan. Tidak ada Natal," tambahnya.

Wymeersch mengatakan bahwa profesi ini merupakan bagian dari DNA nya, "Ini bagian dari DNA saya. Saya tumbuh dengan nampan di tangan saya." 

"Saya telah dibentuk, dalam hidup dan di pekerjaan, oleh para bos yang melatih saya dan pelanggan, semua orang yang saya temui," ujar Wymeersch yang bekerja di kafe serta Restoran Le Petit Pont yang menghadap katedral Notre Dame.

Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya