Kampus Top Singapura Kebanjiran Wisatawan Asing, Rekrut 40 Mahasiswa Jadi Pemandu Wisata

NUS, salah satu kampus top di Singapura kebanjiran wisatawan asing hingga mengganggu proses belajar mengajar mahasiswa dan staf.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Agu 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 08:00 WIB
Kampus NUS di Singapura Kebanjiran Wisatawan, Rekrut 40 Mahasiswa Jadi Pemandu Wisata
Salah satu sudut kampus NUS di Singapura yang jadi objek wisata turis asing. (dok. Instagram @nus_singapore/https://www.instagram.com/p/C8v6zluSAuL/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Apapun bisa jadi objek wisata di Singapura, tak terkecuali kampus National University of Singapore (NUS) yang kebanjiran wisatawan. Pihak kampus akhirnya merekrut 40 mahasiswa sarjana yang dilatih sebagai duta mahasiswa. Tugas mereka adalah menjadi pemandu tur dan mengedukasi wisatawan tentang panduan berkunjung.

Langkah itu merupakan bagian dari inisiatif untuk mengelola alur kunjungan wisatawan menyusul banyaknya keluhan terkait pengunjung asing ke lingkungan kampus pada awal Agustus 2024 sejak dimulainya tahun ajaran baru. Keluhan para mahasiswa itu di antaranya bus antar-jemput yang padat dan kantin yang dipenuhi turis.

Daftar tur berpemandu berbayar di sekitar wilayah termasuk University Town (UTown) dan Perpustakaan Pusat NUS juga muncul di platform media sosial Tiongkok, Xiaohongshu. Salah satu unggahan yang mempromosikan tur kampus, yang konon diselenggarakan oleh mahasiswa, mengenakan biaya sekitar 50 dolar Singapura per orang. Daftar lain mengenakan biaya sekitar 310 dolar Singapura untuk grup yang terdiri dari enam pengunjung.

Mengutip AsiaOne, Kamis, 15 Agustus 2024, dalam email internal yang dikirimkan kepada siswa pada Rabu, 14 Agustus 2024, NUS mengatakan mereka "memantau dengan cermat masuknya wisatawan selama musim perjalanan musim panas di negara-negara Asia" dan menerapkan langkah-langkah untuk mengatur lalu lintas pengunjung dan mengurangi gangguan terhadap proses belajar dan aktivitas lain.

Pop-up inisiatif pusat pengunjung itu akan berlangsung dari 5 Agustus hingga 30 September 2024. Para mahasiswa yang jadi pemandu wisata akan dibayar berdasarkan Skema Kerja Mahasiswa universitas, dan bertugas selama jam kerja pada hari kerja di Stephen Riady Centre.

 

Tur Berpemandu Banyak Peminat

Kampus NUS di Singapura Kebanjiran Wisatawan, Rekrut 40 Mahasiswa Jadi Pemandu Wisata
Salah satu sudut kampus NUS di Singapura yang jadi objek wisata turis asing. (dok. Instagram @nuspresident/https://www.instagram.com/p/C5A4iLAxL8-/?hl=en&img_index=2/Dinny Mutiah)

Para duta mahasiswa itu akan memimpin kelompok wisata di sekitar UTown melalui rute yang "dikurasi" yang mengatur pergerakan, mengurangi kemacetan, dan meminimalkan gangguan, kata NUS. Tur dapat dipesan oleh pemandu perjalanan dan agen yang memiliki lisensi dari Singapore Tourism Board.

Menurut pihak NUS, lebih dari 25 kelompok wisata yang terdiri dari sekitar 500 wisatawan telah dipandu keliling kampus selama dua minggu terakhir di bawah inisiatif tersebut. Selain melakukan tur berpemandu, para duta juga ditugaskan untuk 'menyisir untuk berteman dengan kelompok wisatawan yang lebih kecil' atau 'kelompok besar yang dipimpin oleh pemandu independen' untuk mendidik mereka tentang pedoman dan etika pengunjung.

Di sisi lain, pihak kampus juga menyiapkan serangkaian fasilitas agar kehadiran wisatawan di kampus tidak mengganggu kenyamanan mahasiswa. Di antaranya meningkatkan frekuensi shuttle bus internal dan memasang tanda-tanda yang mengingatkan pengunjung untuk memberikan prioritas kepada staf dan mahasiswa pada jam sibuk.

Peringatan Kampus pada Mahasiswa dan Staf NUS

Kampus NUS di Singapura Kebanjiran Wisatawan, Rekrut 40 Mahasiswa Jadi Pemandu Wisata
Salah satu sudut kampus NUS di Singapura yang jadi objek wisata turis asing. (dok. Instagram @nuspresident/https://www.instagram.com/p/C5A4iLAxL8-/?hl=en&img_index=2/Dinny Mutiah)

Staf juga akan ditempatkan di halte bus dan pusat jajanan UTown untuk memastikan bahwa prioritas diberikan kepada staf dan siswa selama jam sibuk. Pengawasan dan keamanan darat juga akan ditingkatkan untuk mencegah pelanggar mengakses area terlarang.

NUS menegaskan kembali kepada mahasiswa dan staf melalui email bahwa mereka tidak diperbolehkan memberikan kartu pengunjung akses ke area terlarang, seperti asrama dan ruang kelas. Pihak kampus mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut akan dievaluasi dalam beberapa minggu mendatang.

"Anda mendapat jaminan bahwa kami akan mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk mengatur lalu lintas wisatawan jika diperlukan."

Selain NUS, Nanyang Technology University (NTU) juga mengenakan tiket masuk berbayar kepada para turis. Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), kebijakan mengenakan tiket masuk berbayar itu mulai diterapkan per 1 Februari 2024. Hal ini lantaran gerombolan turis yang penasaran, mayoritas dari China dan Asia Tenggara, sudah mulai membuat pusing para mahasiswa.

Ada beberapa jenis gangguan yang dikeluhkan sejumlah mahasiswa kedua kampus itu dalam forum online Reddit. Di antaranya, antrean panjang di kantin saat jam makan siang, kemacetan lalu lintas, hingga suara keras para turis.

Pertumbuhan Ekonomi Singapura di Bawah Indonesia

Aktivitas Warga Singapura Saat Diselimuti Kabut Asap
Warga beraktivitas saat kabut asap menyelimuti kota Singapura (15/9/2019). Akibat kabut asap yang terjadi di kota tersebut membuat Grand Prix Formula 1 di Singapura pekan depan, 20-22 September 2019, terancam batal. (AFP Photo/Roslan Rahman)

Perekonomian Singapura tumbuh sebesar 2,9 persen pada periode April-Juni atau kuartal II/2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini sesuai dengan perkiraan resmi dan di atas ekspektasi pasar, menurut data pemerintah negara itu yang dirilis pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, pertumbuhan ekonomi Singapura itu berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode yang sama yang berada di atas 5 persen. Mengutip US News, Rabu, 14 Agustus 2024, Kementerian Perdagangan Singapura telah menyesuaikan kisaran perkiraan pertumbuhan PDB untuk 2024 menjadi 2--3 persen dari sebelumnya 1--3 persen.

Pada kuartal kedua 2024 dengan penyesuaian musiman, PDB Singapura meningkat 0,4 persen pada periode April hingga Juni, juga sesuai dengan perkiraan sebelumnya. "Secara seimbang, prospek permintaan eksternal Singapura diperkirakan akan kuat hingga sisa tahun ini," ungkap Kementerian Perdagangan Singapura.

Namun, pihaknya juga melihat masih ada risiko-risiko penurunan akibat semakin intensifnya konflik geopolitik dan perdagangan atau jika kondisi keuangan global masih belum stabil. "Dengan latar belakang ini, sektor manufaktur Singapura diperkirakan akan mengalami pemulihan bertahap pada paruh kedua tahun ini," kata kementerian tersebut.

 

Infografis Wabah Kutu Busuk Melanda Korsel, Hong Kong hingga Singapura
Infografis Wabah Kutu Busuk Melanda Korsel, Hong Kong hingga Singapura (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya