Liputan6.com, Jakarta - Tidak kurang dari 168 delegasi, termasuk dari Indonesia, akan menetap di desa atlet, rumah sementara selama Paralimpiade Paris berlangsung pada 28 Agustus sampai 8 September 2024. Desa tersebut, yang terletak di pinggiran utara Paris, sempat ditutup pada 13 Agustus 2024 setelah Olimpiade berakhir.
Menurut AP, dikutip dari Marin Independent Journal, Rabu (28/8/2024), penyelenggara punya waktu sekitar seminggu untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk Paralimpiade 2024. Kepala Paralympic Village Laurent Michaud menyebut pihaknya melakukan transformasi dengan cepat, namun cermat.
Desa ini diklaim dibangun dengan mempertimbangkan inklusivitas sejak awal. Namun, minggu terakhir ini sangat penting untuk menyempurnakan berbagai detail guna memastikan setiap aspek benar-benar sesuai kebutuhan para atlet Paralimpiade.
Advertisement
"Semua jalan raya, trotoar, dan titik akses dapat dicapai sepenuhnya oleh penyandang disabilitas. Ini adalah desa yang 100 persen dapat diakses," menurut Michaud. Desa tersebut dibuka kembali pada 21 Agustus 2024, diubah untuk memenuhi kebutuhan khusus 4.400 atlet Paralimpiade.
Di antara penyesuaian paling signifikan adalah penambahan jalur landai dan pencahayaan lebih baik di seluruh desa, sehingga memudahkan para atlet bernavigasi, terlepas dari keterbatasan mobilitas atau penglihatan. Tanah berpasir yang dapat menimbulkan tantangan bagi pengguna kursi roda ditutupi dengan matras.
Perangkat bermotor juga disediakan bagi pengguna kursi roda, yang menawarkan dorongan bertenaga yang membuat berkeliling desa "lebih cepat dan lebih menyenangkan," klaim mereka. Perangkat ini dengan cepat jadi favorit di antara para atlet Paralimpiade.
Penyesuaian di Desa Atlet Paralimpiade
Satu adegan yang menggambarkan kegembiraan ini melibatkan tiga atlet dari Iran. Mereka terlihat meluncur melalui lorong utama menuju ruang makan, dengan satu atlet menggunakan perangkat bermotor sementara yang lain berpegangan pada bahu rekan mereka.
Ludivine Munos, mantan atlet para-Prancis dan kepala integrasi untuk Paris 2024, memuji penataan desa tersebut, menyebutnya sebagai "surga" bagi para atlet para-Prancis. "Tujuannya adalah memberi pengalaman terbaik bagi para atlet selama mereka tinggal di sana, memastikan mereka dapat sepenuhnya fokus pada performa mereka tanpa mengkhawatirkan masalah aksesibilitas," kata Munos.
Penyesuaian yang lebih kecil juga dilakukan untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari. Di ruang makan, meja-meja diberi jarak agar dapat diakses pengguna kursi roda dan beberapa kursi dipindahkan untuk menciptakan tata letak yang lebih terbuka.
Philipp Wurz, kepala bagian makanan dan minuman, menekankan perubahan-perubahan kecil, namun penting. Produk-produk dalam lemari es dipajang di semua rak untuk memastikan bahwa pengguna kursi roda atau atlet bertubuh pendek dapat mengaksesnya dengan mudah. ​
Advertisement
Detail-Detail Kecil di Desa Atlet Paralimpiade 2024
Para relawan juga hadir mengakomodasi atlet yang membutuhkan bantuan untuk membawa nampan mereka. Bagi mereka yang ingin membawanya di pangkuan, lapisan karet tipis ditambahkan untuk mencegah makanan tergelincir.
Di dalam tempat tinggal, stopkontak listrik dipasang pada ketinggian 45 cm dari lantai, sehingga pengguna kursi roda tidak perlu memaksakan diri meraih ke bawah. Di kamar mandi, pegangan tangan ditempatkan secara strategis: satu terpasang dengan aman di dinding dan satu lagi dengan suction cups, sehingga memberi fleksibilitas untuk berbagai kebutuhan.
"Detail terkecil dapat memberikan peningkatan besar bagi para atlet para," kata Wurz. Di luar penyesuaian praktis ini, para atlet juga dapat menikmati berbagai layanan, termasuk toko roti, salon pijat, toko kelontong, pusat kebugaran 24 jam, salon rambut dan kuku, serta klinik gratis yang semuanya tersedia di desa.
Indonesia mengirimkan 35 atlet paralimpiade tahun ini. Mereka telah melakukan segudang persiapan yang akhirnya digenapi kostum rancangan IKAT Indonesia by Didiet Maulana, berkolaborasi dengan Mills, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta Nattional Paralympic Committee Indonesia (NPC).
Seragam Atlet Paralimpiade Indonesia
Koleksi yang menginterpretasi konsep "Sandya Niskala" ini terdiri dari jaket, kaus jersey, dan track pants. Dalam Bahasa Sansekerta, Sandya bermakna persatuan dan Niskala berarti kuat dan kokoh.
Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin, 26Â Agustus 2024, Didiet menjelaskan, "Sandya Niskala adalah sebuah konsep yang terinspirasi dari Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam budaya, serta nilai luhur persatuan yang kuat dan kokoh, layaknya indahnya bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika."
Rangkaian desain Sandya Niskala menyematkan unsur motif tenun ikat yang merepresentasikan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, selaras dengan visi brand yang didirikan Didiet Maulana sejak 2011. Juga, terdapat pola geometris yang beralur seperti gelombang laut yang dinamis.
Motif itu, kata Didiet, menyimbolkan perjuangan dan optimisme para atlet dalam berkompeisi. Sesuai konsep besarnya, motif tersebut memasukkan inspirasi dari Garuda Pancasila. Berwujud bentuk bulu, motif yang dimaksud mengandung filosofi tentang kekuatan, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia.
Penempatan motif pada jaket, jersey, dan celana disusun sedemikian rupa sehingga tampak dinamis seperti bentuk paruh burung dalam lambang Garuda Pancasila. Kombinasi warna pada desain motif pun terinspirasi lambang Garuda Pancasila.
Advertisement