Liputan6.com, Jakarta - Hubungan antara guru dan orangtua murid berperan penting dalam membentuk pengalaman belajar yang sukses dan memberikan dampak positif pada perkembangan anak-anak. Sayangnya belakangan ini beredar berita tentang hubungan yang kurang baik antara guru dengan orangtua murid.
Salah satu contoh kasus yang kerap terjadi adalah ketika guru memberi hukuman pada murid, sebagian siswa mengadu ke orangtuanya mendapat perlakuan semena-mena dari gurunya. Setelah itu orangtua murid tersebut mengadukan apa yang dialami anaknya ke pihak sekolah, atau bahkan ada yang mendatangi langsung guru yang bersangkutan. Bahkan dalam beberapa kasus ada yang sampai membawa masalah mereka ke ranah hukum. Buntutnya, terjadi hubungan saling menyalahkan antara guru dengan orangtua murid.
Advertisement
Baca Juga
"Semestinya kedua belah pihak menjalin hubungan baik untuk bersama-sama mendidik anak di rumah dan di sekolah. Komunikasi yang terjalin dengan baik akan meminimalisir kesalahpahaman. Kerja sama antara guru dengan Orangtua murid merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam pendidikan," terang Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim pada Liputan6.com.
Advertisement
Ia menambahkan, orangtua sangat berperan dalam menciptakan motivasi belajar siswa, karena keberhasilan siswa dalam meningkatkan motivasi belajar tidak hanya ditentukan oleh kegiatan belajar mengajar di sekolahan, tetapi juga perlu didukung oleh kondisi dan perlakuan orangtua.
Sekolah, terutama guru uga berperan penting penting dalam mendidik anak setelah orangtua dirumah. Di sekolah, guru memberikan berbagai informasi sosial dan keagamaan agar kelak anak tidak menyimpang atau melakukan perbuatan yang tidak pantas.
“Kerjasama antara guru dan orangtua harus terjalin agar orangtua bisa mendapatkan informasi dan pengalaman dari guru mengenai pendidikan anaknya. Di sisi lain, guru juga bisa mendapatkan informasi dari orangtua tentang kehidupan dan karakter anak didiknya,” tutur Satriwan.
Sementara menurut psikolog anak, Dyah Maro, pertemuan rutin bisa menjadi salah satu cara yang untuk menjalin kerja sama guru dengan orangtua murid. Pada awal tahun ajaran misalnya, guru dan orangtua murid bisa melakukan pertemuan untuk membahas program-program yang akan dilaksanakan satu tahun kedepan.
Manfaat Pertemuan Guru dan Orangtua Murid
Salah satunya adalah pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali sesuai dengan kesepakatan. Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari pertemuan rutin seperti itu.
"Para guru dan orangtua dan guru bisa memantau perkembangan anak atau murid dalam beberapa bulan terakhir misalnya, baik dari sisi akademis maupun sosial. Kedua pihak juga bisa menyampaika masukan masing-masing untuk meminimalkan perbedaan persepsi atau kesalahpahaman," jelas Dyah pada Liputan6.com, Sabtu, 23 November 2024.
Ia menambahkan, kegiatan seperti tu sangat berpotensi meningkatkan hubungan yang berkualitas antara guru dan orangtua murid. Kolaborasi antara guru dan orangtua memungkinkan pertukaran informasi yang lebih baik tentang perkembangan akademik dan perilaku siswa. Hal ini menurut Dyah, akan memungkinkan orangtua maupun guru menyesuaikaan proses pembelajaran yang lebih baik.
Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak biasanya akan membuat para murid lebih termotivasi karena mereka akan merasakan bahwa pendidikan adalah usaha bersama antara rumah dan sekolah.
"Dengan saling berbagi informasi dan wawasan, guru serta orangtua bisa lebih efektif mengatasi masalah atau kesulitan yang mungkin dihadapi murid. Hal ini tentu akan membantu dalam mencegah masalah yang memungkinkan dapat berkembang menjadi lebih serius," ujarnya.
Advertisement
Hambatan dalam Membangun Kolaborasi
Meski begitu ada sejumlah hambatan yang membuat pertemuan guru dan orangtua murid sulit diiwujudkan, seperti giuru biasanya memiliki jadwal yang padat dengan berbagai tugas mengajar dan administratif.
Sedangkan para orangtua juga sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Keterbatasan waktu dapat menghambat komunikasi dan pertemuan.Terkadang, komunikasi antara guru dan orangtua bisa karena kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
"Beberapa orangtua mungkin kurang aktif dalam pendidikan anak-anak mereka karena berbagai alasan. Ini bisa menjadi hambatan dalam membangun kolaborasi yang positif. Jadi salah satu solusinya usahakanlah luangkan waktu khusus untuk pertemuan orangtua dengan guru, kesampingkan dulu ego dan kesibukan masing-masing," kata Dyah.
"Di era sekarang jni memang sulit mencari waktu yang pas karena kesibukan yang begitu padat. Bisa saja meeting lewat online tapi tetap beda dengan pertemuan fisik, jadi itu kuncinya cari waktu yang pas untuk ketemu secara langsung," lanjutnya.
Mendukung Pendidikan Anak
Hal senada juga diutarakan Amanda, ibu tiga anak yang semuanya masih duduk di bangku sekolah. Sebagai orangtua murid, Amanda mengaku agak terkendala komunikasi dengan guru dari anak-anaknya. Ia berharap bisa terjadi pertemuan dengan guru baik di sekolah atau di luar sekolah.
"Mencari waktu yang cocok itu nggak gampang, apalagi anak saya sekolahnya ada yang beda jadi bisa aja bentrok waktu pertemuan dengan guru di sekolah yang satu dengan sekolah anak saya yang lain," terang Amanda pada Liputan6.com, Jumat, 22 November 2024.
"Saya sudah permah ikut pertemuan seperti itu waktu anak saya yang paling besar kelas 2 SMP. Kita bisa ketemuan di sekolah, waktunya kalau nggak salah hari Sabtu jadi lebih tenang suasananya. Setelah kita ngobrol dan diskusi, suasana yang awalnya kaku jadi lebih cair dan kita bisa saling terbuka. Tapi sekarang nggak tahu kenapa susah sekali cari waktu yang pas mungkin karena kita sama-sama sibuk dengan kerjaan masing-masing," sambungnya.
Amanda sadar betu masalah komunikasi termasuk penghambat terbesar bagi para guru dan orangtua murid untuk berkolaborasi dalam mendidik anak dan mencari solusi dalam mengatasi berbagai masalah. Ia berharap kedepannya pertemuan khususu antara guru dan orangtua murid bisa terwujud karena pentingnya kerja sama kedua belah pihak untuk mendukung pendidikan anak.
Advertisement