Liputan6.com, Jakarta - Dunia penerbangan menghadapi hari kelam setelah terjadi tiga insiden fatal pesawat terbang dalam kurun waktu 24 jam di berbagai belahan dunia. Pada hari Minggu, 29 Desember 2024,, ada tiga kecelakaan pesawat yang menggemparkan dunia menjelang perayaan tahun baru 2025.
Ketiga kecelakaan tersebut terjadi di tiga negara berbeda , tiga benua berbeda dengan tiga maskapai yang berbeda. Selain itu, kecelakaan juga terjadi ketika pesawat terbang melakukan pendaratan di bandara. Berikut tiga kecelakaan pesawat yang salah satunya menelan korban tewas ratusan orang.
Advertisement
Baca Juga
1. KLM Royal Dutch Airlines di Norwegia
Advertisement
Pesawat KLM Royal Dutch Airlines jenis Boeing 727-800 tergelincir di landasan pacu Bandara Oslo Torp Sanderfjord, Norwegia, pada Sabtu malam (28/12/2024) atau menjelang Minggu, 29 Desember 2024.Ini merupakan insiden ketiga kecelakaan pesawat dalam 24 jam terakhir, setelah Jeju Air dan Air Canada.
"Penerbangan #KL1204, Boeing 737-800, keluar dari sisi kanan landasan pacu 18 setelah mendarat di Bandara Oslo Torp Sandefjord," menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Royal Dutch Airlines dan diunggah di X, dikutip dari laman Anadolu Agency, Minggu.
Pilot memilih untuk mengalihkan pesawat ke Bandara Sandefjord Torp, 110 kilometer dari Oslo, untuk pendaratan darurat. Meskipun pesawat mendarat dengan selamat, pesawat tergelincir keluar landasan pacu tak lama setelah itu dan berhenti di area berumput yang berdekatan dengan landasan pacu.
Otoritas menyebut telah terjadi kegagalan sistem hidrolik sebagai alasan insiden tersebut.Dikatakan bahwa 176 penumpang dan enam awak pesawat tidak terluka, sementara penyelidikan telah dilakukan atas insiden tersebut.
Â
2. Air Canada di Kanada
Pesawat Air Canada terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield setelah mengalami kerusakan pada roda pendaratannya pada Sabtu malam, 28 Desember 2024 atau Minggu waktu Indonesia. Air Canada dengan nomor penerbangan 2259, berangkat dari Bandara Internasional St. John’s, mengalami masalah pendaratan yang menyebabkan selip dan kebakaran mesin.
Insiden ini lantas mendorong respons cepat dari kru darurat untuk memastikan keselamatan semua orang di dalam pesawat, demikian dikutip dari kanal Global Liputan6.com yang melansir dari laman Anadolu Agency, Minggu. Seorang penumpang bernama Nikki Valentine mengatakan kepada CBC News bahwa salah satu ban pesawat tidak terbuka dengan benar saat mendarat.
"Saat insiden terjadi, kami mendengar suara yang cukup keras yang hampir terdengar seperti suara tabrakan. Terutama saat sayap pesawat mulai menyentuh aspal, bersama dengan apa yang saya duga adalah mesin," katanya. Setelah mendarat, orang-orang di atas pesawat dievakuasi dan kemudian dibawa ke hanggar untuk diperiksa oleh paramedis.
Tidak ada korban yang dilaporkan. Sebagai tindakan pencegahan, penerbangan di bandara Halifax ditangguhkan sementara setelah insiden tersebut.
3. Jeju Air di Korea Selatan
Pesawat Jeju Air dilaporkan tergelincir dan keluar landasan pacu di Bandara Internasional Muan di Korea Selatan pada Minggu. Pesawat Jeju Air, yang membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat, terbang kembali dari Bamgkok, Thailand.
Berdasarkan laporan dari The Guardian, kecelakaan pesawat ini terjadi saat mendarat di Bandara Muan di Korea Selatan bagian selatan. Kabar terakhir, korban tewas sudah mencapai 177 lorang dan hanya dua orang yang dipastikan selanat dari insiden tersebut.
Advertisement
Permintaan Maaf Jeju Air
Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari atas kecelakaan pesawat Jeju Air, tersebut. Pejabat presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan masa berkabung nasional hingga 4 Januari 2025.
"Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang mendalam kepada keluarga yang berduka atas mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedy tak terduga ini," ucap Choi, dilansir dari kanal Health liputan6.com yang mengutip dari Guardian. Insiden ini merupakan ujian besar pertama bagi Choi, yang mulai menjabat pada hari Jumat setelah parlemen Korea Selatan melakukan pemungutan suara untuk memakzulkan penjabat presiden sebelumnya, Han Duck-soo.
Pihak Jeju Air pun telah mengeluarkan permintaan maaf dan secara tulus menyesali situasi sulit yang timbul akibat kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024 sekira pukul 09.00 Waktu setempat. Pesawat dikabarkan keluar dari landasan, menabrak dinding dan terbakar.
Dioperasikan oleh Jeju Air, pesawat Boeing 737-800 yang membawa 181 orang (termasuk enam awak) lepas landas dari Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand menuju Bandara Internasional Muan, hampir 300 km selatan Seoul.
Rekaman online menunjukkan pesawat tersebut tergelincir dari landasan pacu dengan roda pendaratan yang tampaknya masih tertutup sebelum bertabrakan dengan dinding dan terbakar. Dalam jumpa pers di TV, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan Lee Jeong-hyeon mengatakan pesawat tersebut hancur total akibat benturan tersebut dan hanya ekornya yang masih dapat dikenali.
Â
Korban Jeju Air
Investigasi terkait penyebab kecelakaan pesawat masih berlangsung. Direktur Otoritas Bandara Thailand Kerati Kijmanawat, menyebutkan, penerbangan Jeju Air 7C 2216 berangkat dari Suvarnabhumi tanpa ada laporan adanya kondisi abnormal di wilayah udara maupun di landasan. Kegagalan mekanis setelah serangan burung adalah salah satu kemungkinan penyebab insiden yang sedang diselidiki meskipun hal ini belum dapat dikonfirmasi. Cuaca buruk juga diduga menjadi penyebabnya.
Kotak hitam pesawat telah diambil, menurut pejabat senior kementerian transportasi Korea Selatan Joo Jong-wan, namun alat perekam suara kokpit belum ditemukan, dilansir Aerospace Global News.
Para penumpang yang meninggal dunia teridentifikasi 84 perempuan, 82 laki-laki serta 11 lainnya belum diketahui jenis kelamin mereka. Mereka meninggal akibat ledakan pesawat yang ditumpagi. Petugas darurat berhasil menarik keluar dua kru pesawat dalam keadaan selamat dan sadarkan diri, seperti disampaikan petugas kesehatan.
Lebih dari 1.500 personel darurat dikerahkan untuk upaya mengatasi insiden tersebut. Diantara 1.500 personel tersebut 490 diantaranya adalah petugas pemadam kebakaran dan 455 petugas polisi, dikutip BBC.
Petugas penyelamat darurat berusaha menemukan sisa-sisa korban kecelakaan pesawat yang belum ditemukan, sementara jenazah mereka yang ditemukan sejauh ini ditempatkan di kamar mayat sementara dekat lokasi kecelakaan, lapor surat kabar Korea JoongAng Daily.Sementara itu pihak berwenang mencari jenazah yang mungkin terlempar dari pesawat di area sekitar.
Â
Advertisement