Liputan6.com, Jakarta - Sosok Melania Trump kembali jadi sorotan saat Donald Trump mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat untuk masa pemerintahan keduanya. Berbeda dengan penampilannya pada 2017 yang terinspirasi dari gaya mantan ibu negara Jackie O Kennedy, kali ini mantan model itu tampil lebih tertutup dengan busana monokrom lengan panjang dan topi model boater lebar.
Baca Juga
Lewat item fesyen itu, Melania seolah membangkitkan kembali tradisi ibu negara memakai topi di acara pelantikan suaminya yang sudah lama ditinggalkan. Mengutip WWD, Selasa (21/2/2025), tradisi itu terakhir kali dijalankan Hillary Clinton pada 1993 dengan mengenakan topi biru tua yang serasi dengan mantelnya saat pelantikan Bill Clinton.
Advertisement
Sebelumnya, Nancy Reagan mengenakan topi Breton biru neon rancangan Adolfo pada 1989, Patricia Nixon dengan topi bulu hitamnya pada 1969, Jackie Kennedy dengan topi pillbox rancangan Halston pada 1961, dan topi berpinggiran merah yang dikenakan Lady Bird Johnson di pelantikan kedua suaminya pada 1965. Sementara, Melania pernah mengenakan topi saat menemui Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham pada 2019.
Topi Melania Trump kali ini dirancang oleh pembuat topi ternama Eric Javits. Sejumlah pengamat menangkap ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan ibu negara AS tersebut. "(Dengan) wajahnya setengah tersembunyi oleh topinya, Melania tetap acuh tak acuh," kata profesor Nichola Gutgold, penulis Electing Madam Vice President: When Women Run, Women Win, dalam email kepada CNN, dikutip Senin.
"Ketika persona publik muncul, dia masih menginginkan privasi," nilai Kate Bennett, mantan koresponden Gedung Putih CNN, sebelum pelantikan.
Berbeda dengan kemunculannya pada 2017 di pelantikan Donald Trump pertama sebagai presiden yang terkesan lebih mudah diakses publik, busana Melania kali ini dipersepsikan tentang menciptakan jarak, menjadi perisai fisiknya dengan dunia luar. Topi yang dikenakan, kata Gutgold, membangkitkan 'aura Ratu', walau disanggah kritikus mode utama New York Times, Vannesa Friedman yang menyebut tampilan Trump lebih seperti pengasuh keluarga kerajaan alih-alih ibu negara Amerika.
Proses Pembuatan Topi Melania Trump
Proses pembuatan topi yang dikenakan Melania itu dimulai saat stylistnya, Herve Pierre, menguhubunginya beberapa waktu lalu dengan mengatakan bahwa Melania sudah memiliki salah satu topi rancangannya. Dalam persiapan tersebut, Jarvits tidak pernah bertemu langsung dengan Melania dan hanya berkoordinasi dengan Pierre.
Menurut Jarvits, Pierre menjelaskan jenis topi yang disukai Melania, kemudian berdiskusi dengan Trump dan menawarkan umpan balik. "Itu memanduku melalui proses desain," katanya.
Perancang itu juga mengirimkan topi dari arsipnya untuk dicoba oleh Trump. Hal itu sangat membantunya mengatur kembali gaya musim dingin menggunakan wol sutra biru tua yang sama dengan yang digunakan Adam Lippes untuk busana pelantikan Melania. Proses pembuatan topi menggunakan teknik haute couture dengan jahitan tangan yang tak terlihat dan sangat halus.
"Hanya sekitar delapan persen jahitan di topi yang dijahit dengan mesin," ujarnya.
Tantangan tak reda setelah proses pembuatan selesai. Pengiriman menjadi elemen menantang kedua yang harus dihadapinya yang tidak semuanya berjalan sesuai rencana.
Advertisement
Topi Pertama Rusak Saat Pengiriman
Jarvits yang studionya berbasis di Miami mengirimkan topinya yang sudah jadi ke New York bulan lalu untuk fitting terakhir. Namun, proses pengirimannya tertunda selama satu dua hari karena badai salju.
"Kurasa topinya tiba dalam keadaan remuk. Tampaknya seperti telah duduk di tumpukan salju selama sekitar seminggu. Jelas, saya harus buru-buru membuatnya kembali, katanya. Itu tidak dapat benar-benar diperbaiki karena konstruksinya. Itu sedikit menegangkan," celotehnya.
Jarvits pun harus memulai membuatnya dari awal lagi. Setelah pertama kali mempelajari pertukangan kayu di kelas enam, Javits memodifikasi balok kayu yang ada untuk mahkota dan pinggiran untuk membuat tampilan khusus. Topi kedua kemudian disempurnakan dan dikirim dalam waktu empat hari.
Setelah Trump meminta agar pita topi sedikit diubah, Pierre mengunjungi studio Javits dan kemudian membawa kembali topi itu kepada Trump, yang saat itu berada di Palm Beach. "Dia punya sopir, dan Herve membawanya kembali dengan tangan untuk meminimalkan bencana lain yang mungkin terjadi," kata Javits sambil tertawa.
Berharap Kecipratan Melania-effect
Setelah pengiriman kedua berjalan lancar, Javits belum juga tenang. Pasalnya, semua yang direncanakan bisa saja berubah di menit-menit terakhir. Hingga minggu lalu, ia belum percaya Melania akan benar-benar memakai topi rancangannya. "Saya tahu dia menyukai apa yang saya buat, tetapi Anda tidak pernah tahu," ucapnya.
Mengenai apakah topi Trump dapat menyebabkan kebangkitan kembali, Javits berkata, "Saya tidak tahu. Katakanlah ibu negara memutuskan untuk mengenakan lebih banyak topi untuk berbagai kesempatan yang dapat menginspirasi orang. Di Inggris, Kate [Middleton, Putri Wales] menginspirasi orang untuk berpakaian sedikit lebih bagus. Tetapi semua orang sangat suka legging, celana yoga, dan sepatu kets."
Jarvis pun memiliki beragam topi pelindung matahari yang bisa dilipat berkonsep Squishee sebagai produk andalan yang diklaim bisa melindungi wajah dari paparan sinar UV. Ia menawarkannya secara online yang ditujukan untuk orang-orang yang menginginkan perlindungan matahari atau untuk menutupi rambut yang buruk atau apa pun.
Advertisement