Fenomena Sinkhole Si Lubang Raksasa Muncul di Inggris Selatan, Telan Taman dan Jalan Raya

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena lubang raksasa atau sinkhole muncul di Desa Godstone, Surrey, Inggris Selatan, menelan setidaknya satu taman, jalan raya desa, dan memaksa otoritas untuk mengevakuasi penghuni dari sekitar 30 rumah. Lubang yang muncul pertama kali pada Senin, 17 Februari 2025, itu telah membesar hingga setidaknya 20 meter pada Selasa, 18 Februari 20225, dan telah dinyatakan sebagai insiden besar oleh lembaga lokal.

BBC melaporkan, dikutip Jumat (21/2/2025), bahwa properti yang dievakuasi dibangun sekitar tiga tahun yang lalu, di lokasi bekas tambang pasir. Salah satu penghuni, Noosh Miri, mengatakan keluarganya termasuk yang dievakuasi.

"Kami mendapat ketukan keras di pintu," kata Miri. "Saat saya membuka pintu, terdengar seperti saya berada di air terjun karena lubang itu tepat di depan ambang pintu saya."

Warga lainnya, Rez Mira, mengatakan kepada BBC bahwa tamannya jatuh ke dalam lubang. "Itu runtuh, temboknya akan roboh, pasti ... kami ketakutan."

Dewan Daerah Surrey (SCC) mengatakan investigasi sedang berlangsung, dan meminta warga untuk menghindari area terdampak lubang raksasa sementara investigasi dilakukan. Warga yang rumahnya di dalam garis polisi diminta mengungsi seraya diberi dukungan saran tentang akomodasi, kata dewan tersebut.

"Forum Ketahanan Lokal akan terus bertemu selama insiden ini untuk memastikan semuanya dilakukan untuk menyelesaikan situasi secepat dan seaman mungkin," kata Carl Bussey dari SCC.

SES Water mengatakan pada Selasa dini hari bahwa pipa air utama pecah di Godstone High Street. Mereka mengatakan pada Rabu, 19 Februari 2025, bahwa mereka telah dapat mengembalikan pasokan ke properti yang terdampak. Listrik juga telah dipulihkan.

Pemilik rumah dan bisnis di Godstone berada dalam ketidakpastian setelah lubang pembuangan muncul di High Street pada Senin pekan ini hingga menyebabkan banyak orang terpaksa keluar rumah karena masalah keamanan. Sejumlah pengungsi mengatakan bahwa mereka dibiarkan 'menjalani hidup mereka sendiri'.

Pemimpin Dewan Distrik Tandridge (TDC) mengaku 'sangat menyesal' jika ada yang merasa dikecewakan. Ia mengklaim pihak berwenang telah 'melakukan yang terbaik' untuk terus memberikan informasi kepada warga.

Sarah Lewis, yang dievakuasi dari dekat William Way, mengatakan dia dan kedua putrinya, berusia empat dan enam tahun, terpaksa menjadi 'tunawisma'. Perempuan berusia 36 tahun itu mengatakan keluarganya kini tinggal di AirBnB yang berjamur hitam di dalamnya setelah dievakuasi pada Selasa pagi.

"Kami tidak tahu berapa lama kami akan berada di luar rumah," katanya. "Saya baru saja masuk untuk mencoba mendapatkan informasi lebih lanjut. Tidak ada." Sekitar 30 properti masih dievakuasi sementara pekerjaan terus dilakukan di sekitar lubang pembuangan.

Sementara itu, pemilik usaha di Godstone mengaku telah mengalami penurunan omset setelah lubang raksasa itu muncul dan memaksa penutupan jalan pada waktu-waktu tertentu. Dana Hussein, pemilik tempat pangkas rambut di High Street, mengaku khawatir dengan dampak lubang pembuangan tersebut.

"Dewan mengatakan mungkin diperlukan waktu hampir enam bulan untuk memperbaikinya, tiga hingga enam bulan. Jika jalan itu ditutup selama tiga hingga enam bulan, hal itu akan berdampak pada bisnis kami karena kami akan kehilangan semua pelanggan selama enam bulan," ujarnya.

Sami Bristow, pemilik Blossoms Cafe di Godstone, mengungkapkan kegelisahan yang sama. "Saat ini tidak banyak pejalan kaki dan lalu lintas terpengaruh. Kami telah memilih untuk tutup satu hari dalam seminggu dan memperpanjang jam kerja kami di akhir pekan," katanya

Matt Furniss, dari SCC, mengatakan properti di sekitar lubang pembuangan telah dinyatakan stabil untuk saat ini, namun mengakui bahwa pengembalian warga ke rumah mereka mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan. Catherine Sayer, pemimpin TDC, mengatakan setiap warga dipersilakan untuk menghubungi mereka jika mereka "perlu berbicara dengan seseorang".

Fenomena sinkhole atau lubang runtuhan ini memang kerap menjadi sorotan, terutama ketika terjadi di pemukiman penduduk. Peristiwa ini bisa terjadi tanpa peringatan, dan sering kali mengakibatkan kerusakan yang parah.

Penyebab utama terjadinya sinkhole terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor alami dan aktivitas manusia. Faktor alami sering kali terkait dengan kondisi geologi suatu daerah. Misalnya, daerah dengan batuan kapur atau gipsum sangat rentan terhadap pembentukan sinkhole.

Air hujan yang sedikit asam dapat melarutkan batuan ini, sehingga membentuk rongga bawah tanah. Seiring waktu, rongga tersebut akan membesar hingga tanah di atasnya tidak mampu menahan beban dan akhirnya ambles. Proses alami lainnya seperti pelapukan batuan, erosi air, dan aktivitas geologi seperti gempa bumi, juga dapat berkontribusi pada pembentukan sinkhole.

Di sisi lain, aktivitas manusia juga berperan besar dalam fenomena ini. Misalnya, eksploitasi air tanah yang berlebihan dapat mengurangi tekanan air di bawah tanah, menjadikan tanah lebih rapuh dan rentan untuk ambles. Penambangan, terutama penambangan batu kapur atau gipsum, dapat meninggalkan rongga bawah tanah yang menyebabkan amblesan.