Liputan6.com, Denpasar - Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Made Mudarta menegaskan konsistensinya pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Untuk meneguhkan konsistensinya, Mudarta mengaku telah melaporkan sikap kader di Bali kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Untuk menguatkan argumentasinya itu, Mudarta mengaku telah menyampaikan kajian pelaksanaan pilkada di Bali. Ia memaparkan, sembilan tahun sejak pilkada langsung digelar, separuh dari kepala daerah di Bali terjerat korupsi.
"Semua berakhir di penjara. Sebut saja mantan Bupati Jembrana, mantan Bupati Buleleng, mantan Bupati Bangli dan mantan Bupati Klungkung, ending-nya ke situ (penjara)," kata Mudarta di Kantor DPD Demokrat Bali, kawasan Renon, Denpasar, Selasa (16/9/2014).
Lantaran hal itu, Mudarta menegaskan jika hal wajar jika pilkada langsung dievaluasi. Pilkada langsung, ia melanjutkan, lebih banyak keburukannya ketimbang hasil baiknya. "Hasil negatifnya lebih besar ketimbang baiknya," tutur dia.
Yang patut digarisbawahi, kata Mudarta, anggota DPRD era Orde Baru berbeda dengan anggota DPRD saat ini. Saat ini menurut dia, rakyat memberikan mandat langsung kepada DPRD, yang nantinya akan memilih kepala daerah.
Sistem musyawarah perwakilan sudah sesuai dengan sila keempat Pancasila. Sila keempat Pancasila sangat mencerminkan kebudayaan Indonesia. "Di Amerika Serikat, Inggris itu sistemnya perwakilan, tidak pemilihan langsung," kata dia.
Jika dikatakan pilkada melalui DPRD tak sesuai demokrasi, Mudarta justru melihat sebaliknya. Menurut Mudarta, demokrasi ala Indonesia adalah musyawarah mufakat.
Ada banyak keuntungan menerapkan sistem pemilihan melalui DPRD. "Uang rakyat kita hemat. APBN dan APBD tidak banyak dikuras. Kandidat tidak banyak mengeluarkan uang. Rata-rata itu kandidat harus merogoh kocek Rp 15 miliar lebih untuk pra-kampanye, kampanye, pemungutan suara sampai penghitungan," jelas dia.
Saat ini menurut Mudarta, SBY sebagai presiden dan ketua umum partai tengah menyerap aspirasi terkait RUU Pilkada.
"Situasi lapangan kita sudah sampaikan. Proses pilkada langsung ini seringkali berakhir di penjara. Cost (biaya) politik besar. Sudah kami sampaikan kepada beliau plus minusnya," beber Mudarta.
Jika menggunakan sistem perwakilan, pilkada mampu menghemat sekitar 70% anggaran. Soal kontrol, kata dia, sudah ada KPK, PPATK, BPK, media dan masyarakat yang akan mengawasi langsung kinerja mereka.
"Itu yang terjadi di Bali. Sudah kami sampaikan ke DPP ke Pak SBY. Bagi kami yang penting aspirasi sudah kami sampaikan. Apa pun keputusannya kami hormati dan taati," demikian Mudarta.
Dukung Pilkada Lewat DPRD, Demokrat Bali Laporan ke SBY
Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Made Mudarta mengaku telah menyampaikan kajian pelaksaanaan pilkada di daerahnya.
Diperbarui 17 Sep 2014, 05:44 WIBDiterbitkan 17 Sep 2014, 05:44 WIB
Koalisi Kawal RUU Pilkada yang terdiri dari sejumlah ormas ini juga membentangkan spanduk berisi tuntutannya, Jakarta, (14/9/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat) ... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Efektif Mengatasi Masalah Pencernaan dan Obesitas pada Anabul
Tips Teknologi: Panduan Lengkap Mengoptimalkan Penggunaan Teknologi di Era Digital
Rahasia Pisau Tajam Tanpa Batu Asah, Cukup Gunakan 1 Alat Dapur Ini
Bhinneka Life Bayar Klaim Nasabah Rp 640 Miliar selama 2024
Pertamina Didorong Bereskan Proyek Pengembangan Kilang Demi Ketahanan Energi
Birrul Walidain Wajib, Bagaimana jika Orangtua Minta Anak Menceraikan Istrinya?
6 Zodiak Tercerdas: Aquarius hingga Capricorn, Siapa yang Paling Jenius?
Memahami Arti Validasi: Definisi, Proses, dan Pentingnya dalam Berbagai Konteks
Kemasan Rokok Polos jadi Ancaman bagi Lapangan Kerja
Momen Hasto Kristiyanto Singgung Jokowi Usai Ditahan KPK
Temui Mahasiswa, Mensesneg Prasetyo Hadi Janji Pelajari Tuntutan
Komarudin PDIP Sebut Tak Ada Plt Sekjen, Kendali Partai Dipegang Langsung Megawati