2 WNI Berstatus Permanen Resident Dipulangkan ke Singapura

Gabungan TNI Angkatan Darat (TNI-AD) dan Singapura Arm Force bergerak setelah menerima permintaan bantuan pasukan dari komandan kompi.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Nov 2014, 18:05 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2014, 18:05 WIB
(Lip6 Petang) Latihan-Militer
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Magelang - Gabungan TNI Angkatan Darat (TNI-AD) dan Singapura Arm Force bergerak setelah menerima permintaan bantuan pasukan dari komandan kompi. Hal ini dilakukan lantaran kekuatan musuh di sasaran 3 yang merupakan bunker penyimpanan logistik dan amunisi musuh sangat kuat. Sedangkan 2 titik yang diduga menjadi markas musuh sudah ditaklukkan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (13/11/2014), helikopter yang mengangkut sejumlah prajurit langsung melakukan infiltrasi dengan fast roping.

Untuk menguasai medan, mendekati, dan menghancurkan musuh, pasukan gabungan akhirnya berhasil meledakkan bunker penyimpanan logistik dan amunisi milik gerakan Khilafiyah Merdeka yang berada di perbukitan Manoreh, Magelang, Jawa Tengah.

Terkait keberadaan 2 WNI berstatus permanent resident Singapura yang ikut wajib militer akhirnya dideportasi. Panglima TNI Jenderal Moeldoko memastikan kedua WNI itu sudah dipulangkan ke Singapura setelah kasus ini menjadi perhatian khusus Panglima Singapore Armed Forces (SAF). Moeldoko berharap ke depannya kasus ini tidak terulang kembali.

"Persoalan ini tidak mungkin persoalan Panglima TNI. Ini persoalan keimigrasian, persoalan kewarganegaraan, dan persoalan-persoalan yang lain," jelas Panglima TNI Moeldoko.

"Langkah-langkah yang dilakukan terhadap 2 orang ini, selain berkonsultasi dengan kementerian-kementerian hukum, ada atensi telepon dari Panglima Angkatan Bersenjata Singapura," tambah Moeldoko.

2 peserta latihan gabungan TNI-SAF Indopura di Magelang diketahui sebagai WNI yang memiliki status permanent resident Singapura. Meski ada kewajiban bagi permanent resident Singapura mengikuti wajib militer (Wamil), namun keikutsertaan 2 WNI di latihan gabungan tetap tak ditolerir TNI. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya