Ribuan Hektare Sawah di Riau Terancam Gagal Panen Aklibat Banjir

Saat ini sudah ada 3 kabupaten yang tergenang luapan sungai daerah masing-masing, yaitu Kabupaten Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan Kampar.

oleh M Syukur diperbarui 16 Nov 2014, 23:35 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 23:35 WIB
Bocah mengangkut barang dengan rakit di tengah banjir yang melanda permukiman warga Meranti Pandak, Pekanbaru, Riau, Selasa (8/12). (Antara)

Liputan6.com, Pekanbaru - Intensitas hujan tinggi di beberapa kabupaten di Riau menyebabkan banjir kian meluas. Saat ini sudah ada 3 kabupaten yang tergenang luapan sungai daerah masing-masing, yaitu Kabupaten Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan Kampar.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Riau Kuansing Maisir mengatakan, banjir sudah merendam sejak akhir pekan lalu. Banjir datang pada waktu dini hari karena intensitas hujan yang tinggi.

"Banjir telah mengakibatkan 1.942,5 hektare areal persawahan warga terendam. Tidak hanya itu, puluhan rakit dompeng milik penambang emas tanpa izin (PETI) juga hanyut terbawa arus," ujar Maisir, Riau, Minggu (16/11/2014).

Saat ini, kata Maisir, Pemkab Kuantan Singingi masih sibuk memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir. Bupati Kuantan Sukarmis menginstruksikan dinas terkait, agar jangan sampai ada warga yang menjadi korban.

"Bupati sudah menginstruksikan dinas terkait mengeluarkan segala daya dan upaya untuk membantu korban. Pendataan masih berlangsung," ujar Maisir.

Maisir menjelaskan, ribuan hektare sawah yang terendam itu tersebar di Kecamatan Kuantan Mudik seluas 155 hektare, Kecamatan Gunung Toar seluas 942 hektare, Kecamatan Kuantan Tengah seluas 492,5 hekatre dan kecamatan Sentajo Raya seluas 355 hektare.

"Dari sekian banyak sawah warga yang terendam banjir sudah ditanam padi. Di kecamatan lainnya juga ada sawah yang terendam, tapi belum ditanam," jelas Maisir.

Seorang warga yang sawahnya terendam, Deswandi mengaku sangat sedih. Apalagi tempatnya menggantungkan hidupnya itu baru saja ditanami padi.

"Kemarin musim kemarau. Saat itu disiapkan benih padi, yang juga dibantu pemerintah. Karena musim hujan, kami mulai menanam karena irigasi belum berjalan baik. Eh, hujannya begini, semuanya habis dihantam banjir. Bisa diperkirakan kami gagal panen," ungkap dia.

Tambang Emas

Menurut Deswandi, banjir kali ini tergolong besar dari tahun sebelumnya. Ia menduga, pendangkalan Sungai Kuantan akibat aktivitas PETI menjadi penyebab utama.

"Bagaimana tidak, alat-alat itu (dompeng) mengeruk dasar sungai. Setelah dicari emasnya, kemudian dibuang lagi ke sungai. Tak hanya itu, hutan di sekitar sungai juga ikut kena. Tanah dan pohonnya dibuang ke sungai," ungkap Iswandi.

Warga lainnya, Ikhsan, menyebut ada hikmah banjir yang datang kali ini. "Kabarnya dompeng juga hanyut. Itu bagus, karena selama ini pemerintah tak berdaya memberantasnya," tegas dia.

Di Kabupaten Kampar, banjir juga merendam ratusan rumah di Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Hulu dan Kecamatan Gunung Sahilan.

Menurut Kabag Humas Pemkab Kampar Sabarudin, banjir yang melanda di ketiga wilayah itu merupakan luapan dari sungai Kampar.

"Ada 200 lebih rumah tergenang air karena berada di tepian sungai. Sebagian kecil warga mengungsi ke rumah sanak familinya," ucap Sabarudin.

Sementara di Kabupaten Kuantan Siangingi, luapan Sungai Kuantan membuat rumah dan ribuan hektare areal persawahan dilanda banjir. Akibatnya, masyarakat yang baru saja menanam padi terancam gagal panen. (Ado)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya