Kapolri dan Panglima TNI Diminta 'Cuci Gudang' Personel di Batam

Rekonsiliasi hubungan TNI dan Polri di Kepri tidak bisa sebatas pertemuan antar pimpinan masing-masing saja.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 20 Nov 2014, 09:54 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2014, 09:54 WIB
Aboebakar Al Habsy
Aboebakar Al Habsy

Liputan6.com, Jakarta - Anggota TNI dan Brimob terlibat baku tembak di Markas Brimob Batam Kepulauan Riau pada Rabu 19 November. Bentrok antara aparat TNI dan Brimob ini juga pernah terjadi pada 21 September terkait penggerebekan gudang BBM ilegal.

"Terjadinya kembali insiden bentrok TNI dan Polri di Riau menandakan bahwa rekonsiliasi yang kemarin dibuat belum sepenuhnya selesai. Bila memang sudah tak bisa lagi diperbaiki, mungkin panglima dan kapolri harus mempertimbangkan mutasi besar-besaran (cuci gudang)," kata anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsy kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Menurut politisi PKS ini, rekonsiliasi hubungan kedua aparat keamanan di Kepri tidak bisa sebatas pertemuan antar pimpinan masing-masing saja, namun harus dilibatkan secara keseluruhan anggotanya.

"Saya rasa, rekonsiliasi tidak bisa hanya sebatas pertemuan antar pimpinan. Para anggota TNI dan Polri dibawah harus dilibatkan bersama. Sepertinya perlu dibuat semacam acara gathering untuk mencairkan suasana," ujar dia.

Aboe Bakar mengatakan, beberapa bulan sebelumnya masing-masing pimpinan kesatuan menyatakan akan melakukan langkah konsolidatif terkait kasus bentrok TNI dan Polri 21 September yang menyebabkan 4 anggota TNI terluka tembak. Namun, bentrokan jilid 2 ini telah membuktikan suasana kedua institusi itu belum cair.

"Saat melakukan kunjungan spesifik ke Batam usai bentrok bulan kemarin, pada komandan satuan menyampaikan akan mengambil langkah konsolidatif agar peristiwa serupa tak terulang. Sekarang kembali terulang, ini menandakan bahwa situasi belum sepenuhnya cair. Apalagi disebabkan hanya perkara sepele, yaitu dipicu aksi saling ejek di SPBU," beber dia.

Oleh karena itu, ia berharap, ada langkah serius untuk mengakhiri perseteruan antar TNI dan Polri di Kepulauan Riau ini.

"Karena wilayah tersebut termasuk wilayah strategis yang berbatasan dengan negara tetangga. Mereka semua ini kan komponen keamanan dan pertahanan negara, seharusnya kan saling dukung untuk meningkatkan kualitas hankam," tandas Aboe Bakar.

Sebelumnya, Danrem 033 Wira Pratama Brigjen Eko Margiyono menyatakan, bentrok dipicu kesalahpahaman antara anggotanya dengan personel Brimob.

"Pada saat mengisi bahan bakar, ketemulah dengan 2 oang anggota Brimob Polda Kepulauan Riau. Sehingga pada saat pengisian bahan bakar tersebut terjadi saling lirik, saling pandang, sehingga telah terjadi percekcokkan kecil di antara mereka," jelas dia.

Akibat bentrokan itu, kaca barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepulauan Riau pecah berantakan. Beberapa sepeda dan motor pun rusak akibat terkena tendangan. 1 anggota TNI terkena tembakan dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Embung Fatimah, Batu Aji, Batam. (Mvi/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya