Pukul Mahasiswa di Musala, Polri Minta Maaf ke Umat Islam

Saat itu, polisi tengah membubarkan aksi mahasiswa yang menolak kedatangan Presiden Jokowi ke Riau.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 28 Nov 2014, 19:31 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2014, 19:31 WIB
Aksi Saling Dorong Warnai Pembubaran Demo Tolak Kenaikan BBM
Polisi yang berusaha membubarkan aksi unjuk rasa tersebut pun mendapat perlawanan dari massa, Jakarta, Selasa (18/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri meminta maaf atas insiden pemukulan mahasiswa hingga ke dalam musala di Pekanbaru, Riau. Saat itu, polisi tengah membubarkan aksi mahasiswa yang menolak kedatangan Presiden Jokowi ke Riau.

Permohonan maaf disampaikan karena beberapa anggota polisi terpaksa harus masuk musala dengan seragam lengkap dan sepatu. Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto mengatakan, anggota polisi di sana tidak ada maksud untuk tidak menghargai umat muslim dengan masuk menggunakan sepatu dan berpakaian lengkap ke dalam musala.

"Seluruh keluarga besar Polri mohon maaf pada saudara-saudara saya penganut agama Islam," kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

"Bukan maksud kami tidak menghormati atau tidak menghargai ketentuan dan kewajiban bagi kita semua, umat muslim (yakni) harus lepas sepatu dan sandal," tambah Agus.

Menurut Agus, saat itu situasi sedemikian rupa ricuh dan para mahasiswa tidak mau keluar musala sehingga polisi melakukan tindakan tegas.

Pada Selasa 25 November lalu sekitar 150 mahasiswa dari gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa Pekanbaru melakukan unjuk rasa. Dalam aksinya, para demonstran sudah menguasai objek vital yang dilarang untuk diduduki.

Mahasiswa bergerak dari Kampus UNRI, menuju gedung DPRD dan kantor Gubernur Riau. Pada pukul 15.30, kata dia, massa mengalihkan tujuan ke RRI. "Massa sempat ambil alih siaran RRI Pekanbaru sore hari itu," ungkap Agus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya