Anggota ISIS Pengancam TNI Tinggal Berpindah-pindah di Malang

Salim Mubarok Attamimi pernah tinggal di Jalan Mawar dan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

oleh Zainul Arifin diperbarui 29 Des 2014, 16:37 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 16:37 WIB
ISIS Ancam Bantai Panglima TNI dan Polri
Dalam video berdurasi 4 menit 1 detik itu, seorang pria berjenggot menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk memerangi ISIS.

Liputan6.com, Malang - Anggota Negara Islam Irak Suriah (ISIS) yang menentang TNI, Polri, dan Banser, Salim Mubarok Attamimi (SMA), diketahui pernah tinggal di Malang, Jawa Timur. Hampir 4 tahun tinggal di Malang, Salim hidup berpindah–pindah dan tidak diketahui pasti pekerjaannya.
 
"Dia (SMA) dan keluarganya selama di Malang tinggal berpindah–pindah, tidak pernah menetap di satu tempat," kata Komandan Satkorwil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Wilayah Jawa Timur, Umar Usman, Minggu (28/12/2014).
 
Berdasarkan penelusuran Banser Jawa Timur, sebelum tinggal di Malang, SMA dikenali sebagai penjual minyak wangi dan susu kambing di Pasuruan, Jawa Timur.

Di Malang, SMA pernah tinggal di Jalan Mawar dan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Di tempat tersebut, SMA dan keluarganya cenderung tertutup dan tidak akrab dengan tetangga. Selama itu pula, SMA sering menggelar pengajian berpindah dari rumah satu ke rumah lainnya.
 
Pengajian itu diikuti sejumlah orang dan mayoritas pesertanya adalah anak muda pengguna narkoba. Materi diskusi biasanya lebih pada menyalahkan negara dan kelompok–kelompok agama di Indonesia.
 
"Alhamdulillah anak muda itu berhenti menggunakan narkoba, tapi pemikirannya tentang Islam menjadi lebih radikal," ucap Umar.
 
Dia menduga masih banyak kelompok radikal pendukung ISIS di Malang. Banser akan memantau ketat kelompok – kelompok tersebut. Apalagi pernah ada deklarasi kelompok radikal di Malang beberapa saat lalu.

Nama Salim Mubarok Attamimi menjadi perhatian banyak orang setelah beberapa hari lalu mengunggah video ancaman di YouTube. Dalam video tersebut, ia mengancam akan membantai TNI, Polri, dan Banser.

Menanggapi ancaman itu, Kepala Pusat ‎Penerangan Mabes TNI Mayjen Fuad Basya menyatakan,  tak akan menanggapi tantangan tersebut karena dinilai hanya propaganda. "Kita tidak akan tanggapi itu, karena itu propaganda saja. Jadi biarkan saja mau ngancam seperti apa," kata Fuad Basya. (Sun/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya