Hasyim Muzadi: KPK dan Polri Masalah Personal Campur Politik

Mantan Ketua Umum PBNU yang kini anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jokowi, Hasyim Muzadi mendatangi KPK.

oleh Sugeng Triono diperbarui 26 Jan 2015, 16:41 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2015, 16:41 WIB
Sekjen ICIS Hasyim Muzadi didampingi Ketua FPI Habib Rizieq (kanan) memberikan pandangan saat berdiskusi bersama jurnalis dari Amerika Serikat di Jakarta, Rabu (11/5). (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Hasyim Muzadi menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menjelaskan, kehadirannya saat ini untuk memberikan masukan kepada KPK terkait peristiwa yang terjadi belakangan ini.

Setelah selama kurang dari 1 jam bertemu dengan Pimpinan KPK, Hasyim menyebut konflik yang terjadi antara KPK dan Polri saat ini bukan masalah institusi melainkan personal. Namun, masalah ini bermuatan politis.

"Selamatkan KPK dan Polri. Karena ini problem personal yang bercampur dengan politik. Oleh karena itu yang harus diselamatkan adalah lembaganya," ujar Hasyim Muzadi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (26/1/2015).

Mantan Ketua Umum PBNU itu pun memandang masalah ini adalah upaya pihak-pihak tertentu untuk menghancurkan KPK. "Saya kira ada. Kalau pelemahan KPK sudah dari dulu. Sekarang sudah menjurus pada penghancuran," imbuh Hasyim.

Kedatangannya ke KPK saat ini kata Hasyim, murni inisiatif sendiri bukan sebagai anggota wantimpres apalagi utusan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Tidak. Tidak diutus siapa-siapa. Saya datang pribadi, karena keputusan Wantimpres itu tertutup. Langsung diberikan ke Presiden. Jadi saya tidak bisa mengatasnamakan Wantimpres," katanya.

Namun, mengenai polemik KPK dan Polri saat ini, Hasyim mengaku juga sudah memberi masukan kepada Presiden Jokowi. "Kita sudah berikan ke presiden teknis untuk menyelamatkan itu. Tapi kan tidak boleh diumumkan," tandas Hasyim Muzadi. (Riz/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya