Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau Jokowi-JK memerintah selama 100 hari. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, selama itu, tak ada yang dirasanya spesial. Pemerintahan saat ini fokus kerja.
"Masa bersemangat pidato itu sudah selesai. Sekarang bersemangat kerja. You sekarang cari menteri tidak banyak di kota, karena harus ke daerah untuk melihat keadaan, melaksanakannya. Jadi semangat itu ada semangat untuk pidato awalnya, perencanaan ya mesti pidato orang. Sekarang semangatnya harus kerja," kata JK, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (27/1/2015).
"Lihat saja berita Menteri A di Ambon, Menteri B di sini. Itu yang dimaksud kerja kan tidak ada di kantor. Saya mau rapat saja ndak bisa karena semua menteri tidak ada. Hari ini mesti rapat dua kali ndak ada. Karena semua ikut presiden dalam hal pelabuhan, melihat listrik," tambah JK.
JK menuturkan, tak ada perbedaan menjadi wapres saat era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan di zaman Jokowi. ‎Sebagai wapres, ia berjanji membantu Jokowi sepenuh hati.
‎
"Saya kira sama saja. Kita konsisten dengan tugas saya membantu presiden untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tugas kepresidenan, yaitu membuat perencanaan bersama, mengawasi pelaksanaanya, dan juga mengatasi masalah-masalah yang timbul," tegas JK.
Tak Ada Niat Reshuffle
Selain itu, JK juga menambahkan pada 100 hari pemerintahannya belum mempertimbangkan opsi reshuffle kabinet. Meski demikian, kinerja menteri akan terus dievaluasi.
‎"Tidaklah, masak 100 hari (sudah di-reshuffle). Tapi kapan pun dia selalu dievaluasi," tutur JK.
Informasi yang diperoleh Liputan6.com, akan ada menteri yang diganti. Terkait dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Tedjo Edhy yang banyak dicecar karena melontarkan pernyataan ‎'rakyat tidak jelas', JK menilai situasi terkini tak bisa dijadikan alasan reshuffle.
JK mengatakan, Presiden ‎Jokowi sudah memberikan nasihat-nasihat pada Tedjo untuk tak berbuat demikian lagi. JK pun juga sudah memberikan nasihat padanya.
"Itu perlu agak diluruskan yang baik, istilah-istilah yang katakanlah mungkin terlalu dipahami tidak sesuai tentu jangan dipergunakan. Sudah berikan pandangannya. Saya juga sudah memberikan pandang ke Pak Tedjo untuk memakai istilah-istilah yang lebih sesuai," tandas Jusuf Kalla. (Mvi/Yus)