Jelang Eksekusi, Kapal Perang TNI AL Jaga Ketat Perbatasan

"Kita menjaga perbatasan. Patroli sini sudah rutin. Setiap tahun ada penjagaan di sepanjang perbatasan. Kebetulan kita kenanya di wilayah se

oleh Oscar Ferri diperbarui 09 Mar 2015, 21:03 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2015, 21:03 WIB
Ilustrasi eksekusi penembakan
Ilustrasi eksekusi mati

Liputan6.com, Jakarta Menjelang pelaksanaan eksekusi mati tahap 2, TNI Angkatan Laut (AL) menerjunkan 2 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) ke perairan sekitar Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kedua KRI itu, yakni KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat.

Komandan KRI Lambung Mangkurat, Mayor Laut Pelaut Nurul Muchlis membenarkan bahwa keberadaan 2 KRI ini merupakan bagian dari tugas pengamanan terkait pelaksanaan eksekusi mati. Apalagi Pulau Nusakabambangan menjadi bagian dari perbatasan laut wilayah NKRI. Dan perbatasan ini paling dekat dengan Australia, negara asal gembong narkoba 2 terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

"Kalau dibilang pengamanan terkait eksekusi ya bisa dikatakan seperti itu," ujar Muchlis saat dihubungi, Senin (9/3/2015).

Namun demikian, Muchlis menambahkan, tak cuma pengamanan jelang eksekusi mati, keberadaan 2 KRI ini merupakan rutinitas patroli laut biasa yang dilakukan sepanjang tahun. Dan kebetulan, KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat bertugas mengamankan di perairan selatan Pulau Jawa.

"Kita menjaga perbatasan. Patroli sini sudah rutin. Setiap tahun ada penjagaan di sepanjang perbatasan. Kebetulan kita kenanya di wilayah selatan Jawa ini," ucap Muchlis.

Muchlis mengaku, dirinya tidak mendapat perintah khusus pengamanan di perairan Pulau Nusakambangan terkait jelang eksekusi. Dia hanya mendapat perintah ‎untuk menjaga perairan perbatasan secara rutin.

"Kita hanya diperintahkan untuk patroli di sekitar sini. Di sini sudah sekitar 20 hari, tapi baru pertama kali ini masuk Cilacap," ucap dia.

Untuk sementara ini, kedua kapal perang itu bersandar di Pelabuhan Tanjung Intan. Di sana, 2 KRI juga bersandar untuk isi ulang perbekalan.

"Sampai kapan tidak tahu. Tunggu perintah saja. Kalau ada perintah gerak, kita gerak, kalau diperintah standby, kita standby," kata dia.

"Dan kita kan ada titik bekal ulangnya, nah bekal ulangnya dikasih ke Cilacap. Mungkin sekalian untuk pengamanan (eksek‎usi mati) iya, tapi ini pada dasarnya operasi rutin biasa," kata Muchlis seraya mengatakan, kedua KRI ini merupakan kapal dari Armada Wilayah Timur dengan pusat pangkalan berada di Surabaya, Jawa Timur.

Seperti diketahui Kejaksaan Agung akan melakukan eksekusi mati tahap 2 dalam waktu dekat ini di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Namun, Kejaksaan sudah mengonfirmasi pelaksanaan eksekusi mati tidak jadi dilakukan akhir pekan ini.

Dari 10 terpidana mati kasus narkotika yang masuk daftar eksekusi tahap 2, tinggal ‎Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati WN Filipina, yang belum dipindahkan ke Nusakambangan. Sementara semua terpidana mati lainnya sudah berada di lapas di Pulau Nusakambangan.

Terpidana mati yang sudah ada di Nusakambangan, yakni kelompok Bali Nine WN Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, serta terpidana mati ‎WN Spanyol, Raheem Agbaja Salami. Mereka ditempatkan di Lapas Besi.

Lalu ada pula terpidana mati WN Perancis Serge Areski Atlaoui, WN Brasil Rodrigo Gularte, dan WNI Zainal Abidin. Ketiganya mendekam di Lapas Pasir Putih.

Kemudian terpidana mati WN Nigeria Sylvester Obiekwe Nwolise alias Mustofa, WN Ghana Martin Anderson alias Belo, dan WN Nigeria Okwudili Oyatanze. Mereka ditempatkan di Lapas Batu. (Mhs).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya