Rayakan Nyepi, Bali Bak Pulau Tanpa Penghuni

Hanya terdengar suara alam seperti terpaan angin meniup pepohonan dan kicauan burung di hampir seluruh pelosok Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 21 Mar 2015, 12:14 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2015, 12:14 WIB
Upacara Tawur Agung Kesanga di Jepara 0315 1

Liputan6.com, Denpasar - Suasana sunyi senyap, hening dan damai menyelimuti Bali. Kota Denpasar, tempat-tempat wisata dan pusat perekonomian yang biasanya diwarnai kemacetan lalu lintas berubah total menjadi sepi dan sunyi.

Pulau Dewata hari ini bagaikan pulau tanpa penghuni karena warganya, yang mayoritas beragama Hindu, merayakan Nyepi yakni mengurung diri melaksanakan ibadah Tapa Bratha.

Tapa Bratha penyepian melarang umat Hindu melakukan empat pantangan. Yakni amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja/beraktivitas), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelangunan (tidak diperkenankan untuk menghibur diri).

Pada perayaan Nyepi Saka 1937 hari ini, rumah-rumah penduduk tertutup rapat. Tidak ada suara gaduh, polusi dan aktivitas apapun. Bahkan semua saluran televisi, termasuk yang berbayar diputus sementara agar pelaksanaan Nyepi berjalan khidmat.

Selain melaksanakan 4 pantangan, Nyepi bagi umat Hindu sekaligus sebagai masa untuk introspeksi diri yang berlangsung selama 24 jam, sejak pukul 06.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA keesokan harinya (Minggu, 22 Maret 2015).

Dikutip dari antaranews.com, hanya terdengar suara alam seperti terpaan angin meniup pepohonan dan kicauan burung di hampir seluruh pelosok Bali. Kawasan pemukiman yang dihuni etnis dan agama lain, memperlihatkan toleransi tinggi menghormati pelaksanaan Tapa Bratha penyepian. Termasuk para wisatawan hanya menjalankan aktivitas di dalam hotel.(Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya