Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Batik Air tujuan Ambon-Jakarta nomor penerbangan PK-LAG ID-6171 mendapat ancaman teror bom. Pesawat tersebut lalu mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan pagi tadi sekitar pukul 07.20 Wita.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang baru saja dilantik pagi ini menyatakan pihaknya memastikan langsung mengambil tindakan. "Ya sudah ada mekanisme sendiri, kalau ada yang seperti itu tentu kita akan clearance," ujar Badrodin di Istana Negara, Jumat (17/4/2015).
Menurut dia, personel kepolisian di daerah pasti akan melakukan sterilisasi untuk memastikan apakah ada sesuatu yang mencurigakan di sekitar lokasi yang mendapatkan ancaman. "Kita akan sterilisasi apakah itu betul-betul terjadi ada bom atau tidak. Itu ada mekanisme sendiri," kata Badrodin.
"Memang ada ancaman bom itu. sekecil apapun akan dilihat. Gegana sudah memeriksa, awalnya ada ancaman saja. Sedang kami lakukan pemeriksaan dari tim gegana. Saat ini sedang diselidiki," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anton Charliyan di Bareskrim Mabes Polri.
Anton menambahkan, pihaknya saat ini belum dapat memastikan darimana ancaman bom tersebut berasal.
"Kita belum bisa pastikan. Karena saat ini pemeriksaan sedang berlangsung," tambah dia.
Pada saat pesawat nomor penerbangan PK-LAG ID-6171 yang dipiloti Kapten Luther telah berangkat menuju Jakarta, kapten pilot mendapat berita dari Tower Ambon yang mendapat SMS dari orang tidak dikenal bahwa ada bom di dalam pesawat tersebut, sehingga pesawat mendarat darurat.
Manager Batik Air Ambon, Ramly Makawimbang mengatakan, seorang staf bernama Linda menerima pesan ancaman bom dari nomor telepon genggam 085211686682 pada pukul 07.08 WIT. Bunyi pesan singkat itu adalah, "ada bom siap meledak di batik air tgl 17 pagi Amq Jkt."
Staf Batik Air lainnya di Ambon bernama Yanti, juga mendapatkan SMS serupa dari nomor yang sama pada pukul 08.12 WIT. (Mvi)