Liputan6.com, Jakarta - Ribuan massa dari universitas di seluruh Indonesia berunjuk aksi unjuk rasa memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di depan Istana Merdeka, Jakarta. Dalam aksinya, mereka membakar ban sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pemerintah.
Barisan terdepan mahasiswa yang menjadi pagar betis aksi mencoba menerobos kawat besi yang terpasang di depan Istana. Mereka menyatakan tak takut dengan penjagaan itu.
"Jangan takut sama kawat besi, takut sama Allah, Allahu Akbar!" seru salah seorang pendemo di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).
Selanjutnya, mereka pun mulai menutup kawat tersebut dengan spanduk dan bendera. Setelah itu, mereka menendang-nendang kawat. Polisi yang mulai mencium indikasi kericuhan segera menghalau pendemo dan menyemprotkan air ke ban yang terbakar.
"Kawan-kawan, masuk kembali ke barisan," ujar sang orator.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono yang semula bersiaga di Pos Pengamanan langsung turun tangan. Dia langsung mengecek situasi yang kian memanas.
"Tidak (rusuh), masih aman kok. Sebentar saya mau cek dulu," kata Unggung kepada Liputan6.com di depan gerbang Monas.
Mereka yang melakukan aksi di depan Istana terdiri dari berbagai elemen. Yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Univerrsitas Bung Karno Jakarta, Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Himpunan Pemuda Muhammadiyah dan berbagai gerakan pemuda lainnya.
DPR Diserbu
Tak hanya di Istana, sejumlah massa juga menggelar aksi yang sama di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat. Mereka terdiri dari berbagai elemen.
Massa yang berasal dari Komando Barisan Rakyat ‎(Kobar), Merah Putih Satu, dan National Interest Care (NIC) itu melakukan aksi damai. Hal itu memang biasa dilakukan pihaknya setiap tahun.
"Aksi kami memang aksi damai, kita tidak men-setting untuk aksi chaos," kata juru bicara aksi massa, Ahmad Syarief Hidayatullah, di lokasi, Rabu (20/5/2015).
Kendati berlangsung damai, aksi itu sempat ada pembakaran ban bekas oleh para pendemo. Namun tak berselang lama, seorang anggota polisi yang mengamankan jalannya aksi itu segera memadamkan ban bekas yang dibakar tersebut.
Syarief yang juga Sekjen Kobar mengaku, bakar ban bekas itu hanya sebagai simbol keprihatinan terhadap situasi politik yang terjadi saat ini. "Bakar ban tadi hanya sebuah simbolik, bahwa kita prihatin terhadap para elite politik ‎saat ini," tandas Syarief. (Ali/Yus)