Liputan6.com, Makassar - Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla telah mengaplikasikan nawacita kelimanya, yakni meningkatkan kualitas hidup manusia. Langkah itu terkandung dalam Program Indonesia Pintar dengan belajar 12 tahun.
Bahkan program bantuan pendidikan ini juga ditujukan untuk mengubah stigma anak keluarga tidak mampu sebagai anak Indonesia pintar. Hal itu disampaikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Menstigma keluarga tidak mampu dengan menyebut anak miskin itu kan tidak baik. Makanya ada Program Indonesia Pintar yang tools-nya itu KIP (Kartu Indonesia Pintar). Sehingga mereka akan termotivasi kalau dia anak Indonesia dan harus pintar," kata Khofifah, Jumat (22/5/2015).
Lebih lanjut, Khofifah berharap mulai saat ini stigma anak miskin tidak ada lagi. Dengan adanya KIP, anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa termotivasi meningkatkan semangat belajarnya hingga menjadi generasi pintar, bukan generasi miskin.
"Saya harap itu menjadi motivasi dan dorongan mereka untuk mengidentifikasi dirinya sebagai anak pintar. Yang tadinya mungkin malas mengerjakan PR tapi karena harus menjadi anak Indonesia pintar akhirnya giat belajar," sambung dia.
Selain itu, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini juga mengatakan, semua pelajar dari keluarga kurang mampu berhak mendapatkan KIP. Pemerintah setempat harus mendata warganya yang layak dan berhak diberikan bantuan pendidikan.
"Anak-anak kurang mampu baik pendidikannya berbasis sekolah agama maupun umum harus disisir. Sehingga mereka mendapat perlindungan pendidikan melalui KIP," tutur Khofifah.
Ia juga menceritakan, Kamis 21 Mei kemarin Presiden Jokowi pertama kali meluncurkan KIP di pesantren di Jawa Timur. "Maka pesantren-pesantren yang santrinya tidak membayar dan berasal dari keluarga tidak mampu diharapkan bisa mendapat bantuan juga," pungkas Khofifah. (Ali)
Mensos: Program KIP Hapus Stigma Anak Miskin
"Menstigma keluarga tidak mampu dengan menyebut anak miskin itu kan tidak baik."
diperbarui 22 Mei 2015, 22:45 WIBDiterbitkan 22 Mei 2015, 22:45 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansyah (kiri) saat menghadiri Temu Karya Nasional VII Karang Taruna di Jakarta, Rabu (20/5/2015). Pemerintah menargetkan menurunkan kemiskinan yang saat ini 10,96 persen menjadi 7 persen. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gerak Non Lokomotor Adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya
Harga Emas Cetak Rekor Termahal Lagi
Festival Pokemon Digelar di Central Park dan Neo Soho Mall Selama Sebulan, Sambut Libur Akhir Tahun
Orangtua Meninggal Tinggalkan Utang, Apakah Anak Wajib Melunasi?
Telkomsel Dukung Turnamen Esports MPL ID S14 Lewat Ekosistem Game dan Internet Ngebut
6 Potret Dian Sastrowardoyo Jadi Produser Eksekutif Film Monster Pabrik Rambut
Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 20 November 2024: Langit Pagi Indonesia Mayoritas akan Berawan Tebal
Hasil Livoli Divisi Utama 2024: 3 Tim Putri Berebut Tiket Grand Final
Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 20 November 2024, Ada BREN hingga PANI
Fungsi Tata Rias dalam Seni Tari: Mengungkap Peran Vital Riasan dalam Pertunjukan Tari
Fenomena El Nino Adalah Peristiwa Iklim yang Mempengaruhi Cuaca Global
Penyebab Autoimun Adalah: Memahami Faktor Risiko dan Gejala Penyakit Kompleks Ini