RS TNI AL Dr Ramelan Diteror Bom, 15 Prajurit Kopaska Dikerahkan

Nalendra menjelaskan, pengirim fax diduga mencatut nomor ponsel atas nama Hondi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Jul 2015, 17:15 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 17:15 WIB
Ilustrasi BOM
Ilustrasi penemuan bom (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Surabaya - 15 Personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) menyisir semua sudut Rumah Sakit TNI AL Dr Ramelan Surabaya, Jawa Timur. Penyisiran ini menyusul beredarnya kabar rumah sakit tersebut mendapatkan teror bom. Tidak hanya prajurit Kopaska, Propam, dan penjaga internal rumah sakit pun dikerahkan untuk melakukan penyisiran.

Kepala Rumah Sakit TNI AL Dr Ramelan Laksamana Pertama Nalendra mengatakan, teror bom tersebut seperti ancaman di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya Rabu kemarin.‎ Pelaku mengirimkan fax yang diterima operator rumah sakit pada pagi tadi.

"Fax tersebut bertuliskan bom siap meledak di beberapa titik di kawasan rumah sakit. Mohon diamankan," kata Nalendra, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/7/2015).

"Dan setelah hampir 4 jam melakukan penyisiran secara bertahap, tim tidak menemukan adanya bom," imbuh dia.

Nalendra menjelaskan, pengirim fax juga diduga mencatut nomor ponsel atas nama Hondi. "Yang jelas, teror tidak mengganggu pelayanan rumah sakit."

"Untuk pelaku, kita serahkan pada polisi untuk mengungkapnya. Karena antara TNI dan Polri punya tugas berbeda," tandas Nalendra.‎

Sementara,Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattenete mengatakan, kendati pun nama Hondi tercantum dalam fax, bukan pasti dia pelakunya. Karena itu akan dilakukan penyidikan untuk mengetahui siapa peneror bom sebenarnya, yang diduga kini berada di Kalimantan.

"Hondi hanya dicantumkan saja namanya. Kita akan cek, apakah pelaku ada dendam dengan Hondi atau tidak, terus hubungannya apa. Yang jelas, teror bom tersebut motifnya diduga kerena iseng," pungkas Takdir.

Peningkatan Pengamanan

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono mengatakan, pihaknya langsung mengambil langkah, begitu menerima informasi teror bom di 3 rumah sakit tersebut.

"Walau pun terkesan iseng, teror tersebut sudah masuk ranah pidana, karena membuat masyarakat takut," ujar Argo.

Argo menjelaskan, tim intelijen juga akan menyelidiki motif mengirimkan pesan teror bom melalui faksmile ini. "Masih dicari identitasnya dan ditelusuri (motifnya)," ujar dia.

Argo menegaskan, hingga kini pihanya belum dapat menyimpulkan dugaan keterkaitan si peneror dengan kelompok-kelompok tertentu.

"Kami tidak bisa menyimpulkan apakah teror tersebut hanya iseng semata. Tetapi jika pelaku terbukti iseng, maka akan tetap masuk pidana. Dan kami masih meyelidiki kasus ini," tegas dia.

Selain menelusuri penebar teror, lanjut Argo, pihaknya juga menurunkan sejumlah anggota Pam Obvit dan Sabhara, untuk melakukan penjagaan di sejumlah tempat pelayanan publik. Termasuk rumah sakit yang menerima ancaman teror.

"Itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kepanikan masyarakat, akibat dampak dari teror tersebut dan supaya masyarakat tidak resah," pungkas Argo.

Beberapa rumah sakit di Surabaya belakangan ini mendapat teror dengan ancaman bom. Jika Rabu malam kemarin terjadi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya, kini giliran Rumah Sakit TNI AL Dr Ramelan, Surabaya. Rumah Sakit Asrama Haji juga mendapat teror yang sama persis. (Rmn/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya