Liputan6.com, Jakarta - Alex Pastoor memiliki reputasi sebagai sosok piawai membawa klub naik kasta ke Eredivisie. Dia sudah melakukannya tiga kali sepanjang karier.
Sosok yang kini menjabat sebagai asisten pelatih timnas Indonesia itu mengangkat Excelsior (2010), Sparta Rotterdam (2016), dan Almere City (2023) ke kasta tertinggi sistem kompetisi sepak bola Belanda.
Baca Juga
Terlepas itu, ada satu noda yang akan selalu melekat dalam rapor Pastoor. Nilai minus tersebut adalah statusnya sebagai pelatih yang kehilangan pekerjaan paling dini pada awal musim Eredivisie.
Advertisement
Alex Pastoor menggoreskan sejarah tidak diinginkan itu bersama NEC Nijmegen. Pada awal kampanye ketiganya bersama klub tersebut, Pastoor urung mengangkat kinerja tim.
Mereka menderita kekalahan dari FC Groningen (1-4), PSV Eindhoven (0-5), dan PEC Zwolle (1-5) di tiga laga pembuka kompetisi.
Â
Alex Pastoor Dipecat, NEC Tetap Terdegradasi
Kinerja buruk tersebut menempatkan NEC di dasar klasemen sementara. Hanya dua hari usai dipermalukan Zwolle, tepatnya 19 Agustus 2013, manajemen pun memberhentikannya.
Perubahan nakhoda itu pada akhirnya tidak berpengaruh besar. Sang pengganti Anton Janssen hanya bisa memperbaiki posisi NEC satu tingkat lebih baik. Meski masih berpeluang bertahan di kasta tertinggi, NEC akhirnya tetap terdegradasi usai takluk dengan agregat 1-4 dari Sparta.
Â
Advertisement
Rekor Buruk Alex Pastoor Masih Bertahan Sampai Sekarang
Noda pada catatan Pastoor masih bertahan sampai sekarang. Setelanya ada empat nakhoda lain yang dipecat pada Agustus atau bulan pertama kompetisi.
Mereka adalah Jan de Jonge (Heracles Almelo, 31 Agustus 2014), Alfred Schreuder (Twente Enschede, 30 Agustus 2015), Sjors Ultee (Fortuna Sittard, 22 Agustus 2022), dan Michael Silberbauer (FC Utrecht, 29 Agustus 2023).