HUT Ke-48 ASEAN, JK Singgung Konflik Laut Cina Selatan

Organisasi negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN telah menjadi asosiasi yang bertahan hingga puluhan tahun.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 10 Agu 2015, 14:10 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2015, 14:10 WIB
Inilah 9 Program Nyata Jokowi-JK
Cawapres Jusuf Kalla saat jumpa pers di Holiday Inn, Bandung, Kamis (3/7/14). (Liputan6.com/Andrian M Tunay).

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN telah menjadi asosiasi yang bertahan hingga puluhan tahun. ASEAN juga dinilai sebagai asosiasi yang paling rukun dan stabil. Seperti disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK saat menghadiri peringatan HUT ke-48 ASEAN.

"ASEAN telah bertransformasi dari yang dulunya labil dan terpecah-belah, kini menjadi wilayah yang rukun dan stabil. Ini merupakan pencapaian luar biasa dibandingkan dengan kawasan lain di belahan dunia ini," kata JK di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (10/8/2015).

‎JK mengatakan, ASEAN telah menjadi salah satu organisasi yang berpengaruh di dunia karena berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi para anggotanya.

Dia juga menyinggung soal konflik Laut Cina Selatan. Menurut JK, bila konflik tak ditangani dengan baik, akan menjadi ancaman keamanan regional maritim.

"Konflik Cina Selatan selalu diatur dan diselesaikan dengan cara yang damai melalui dialog dan saling kerja sama," ucap dia.

JK juga mengajak negara-negara anggota ASEAN‎ untuk membina hubungan baik dengan negara-negara adidaya. Namun jangan sampai hubungan baik itu menjadikan ASEAN didikte oleh negara tersebut.

"Perlu dilakukan karena ASEAN cenderung lemah dengan sumber daya dan kapasitas yang terbatas," ujar JK.

‎ASEAN dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui penandatanganan deklarasi oleh para tokoh pendiri, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Brunei Darussalam lalu menyusul bergabung pada 7 Januari 1984, atau 17 tahun setelahnya.

Kemudian pada 23 Juli 1997, turut bergabung Laos dan Myanmar. Selanjutnya pada 1999, Kamboja bergabung menjadi negara ke-10 anggota ASEAN.

Dalam perayaan ke-48 ASEAN ini turut hadir pula Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Wakil Menlu AM Fachir, serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (Ndy/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya