350 Lapak PKL di Kebayoran Lama Dibongkar Satpol PP

Untuk mencegah pedagang kembali berjualan di lokasi yang telah dibongkar, petugas Satpol PP mengadakan penjagaan 24 jam.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 14 Agu 2015, 05:39 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 05:39 WIB
20150723-Pengusuran-Lahan-Rawasari-Jakarta5
Petugas Satpol PP mengevakuasi barang milik penghuni saat penggusuran di Rawasari Selatan, Jakarta, Kamis (23/7/2015). Tampak upaya petugas saat melakukan pengusuran di Rawasari Selatan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikerahkan pemerintah kota Jakarta Selatan untuk menertibkan lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan hari ini. 350 lapak yang telah lama berada di sana dibongkar satu per satu.

Pembongkaran dilakukan ratusan petugas Satpol PP yang berada di atas trotoar dan bahu jalan sepanjang Jalan Masjid Al-Huda. Kemacetan pun terjadi di sekitar flyover Jalan baru Kebayoran Lama.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santosa menegaskan, penertiban yang dilakukan oleh ratusan anggotanya tersebut untuk perluasan area jalan. Ia berharap, kemacetan dapat terurai setelah ada pembongkaran.

"Sekitar 350 lapak kami bongkar dengan 200 personel yang telah disiagakan. Kalau lapak ada pemiliknya, kita minta pindah. Kalau enggak ada ya kita bongkar," ujar Kukuh Hadi Santosa di Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Dia menjelaskan, untuk mencegah pedagang kembali berjualan di lokasi yang telah dibongkar, petugas Satpol PP mengadakan penjagaan 24 jam.

"Kira-kira akan ada 100 personel. Nanti sistemnya rolling dan ada shift-nya. Semua demi ketertiban bersama," kata Kukuh.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, banyak pedagang yang dijadikan mesin ATM oleh pejabat. Itu salah satu sebab mengapa PKL begitu menjamur di Jakarta Selatan.

Para pejabat biasanya menjadikan sebuah lahan yang harusnya dijadikan lokasi binaan, dibiarkan liar agar diisi para PKL. Diduga, setoran PKL ke pejabat dapat ditaksir hingga Rp 150 ribu per malam.

"Kan kasihan loh. Makanya saya bilang pak gubernur saya bilang ini tolong diperhatikan," kata Prasetio di Balaikota, Jakarta, kemarin Kamis 13 Agustus 2015. (Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya