Liputan6.com, Jakarta - Paham kekerasan yang disebar oleh kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah sangat membahayakan. Dosen Pascasarjana Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengungkapkan, ada satu cara agar masyarakat bisa 'sembuh' dari jeratan ISIS. Yakni bangsa Indonesia wajib mempererat tali toleransi beragama.
"Toleransi ini merupakan kunci dalam membentengi masyarakat dari propaganda paham negatif. Tidak hanya bagi masyarakat yang masih bersih, tetapi warga yang sudah tersusupi paham kekerasan atau bahkan ISIS pun bisa sembuh bila dilawan dengan toleransi," kata Bambang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (23/10/2015).
"Artinya dengan memahami keyakinan orang lain, kita akan lebih mudah menyadarakan mereka dengan tidak menggunakan cara-cara kekerasan," imbuh dia.
Menurut Bambang, ISIS lebih banyak bermain dengan keyakinan. Sementara, keyakinan itu tidak bisa dilawan hanya dengan logika, tetapi juga dengan ideologi. Itulah yang membuat Bambang menilai pentingnya penguatan toleransi dan ideologi Pancasila.
"Toleransi dan ideologi adalah solusi untuk menyelamatkan bangsa ini dari pengaruh paham kekerasan dan ISIS. Kalau itu dilakukan mereka pasti menolak karena mereka tidak berpikir secara rasional. Tapi kalau dengan pendekatan toleransi dan ideologi, mereka akan lebih mudah dirangkul, terutama bagi yang sudah terkontaminasi," ucap dia.
Karena itulah, ia mendukung dan mengimbau pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), agar lebih memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga terkait. Misalnya, dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri guna menggalakkan kehidupan yang bertoleransi.
"Kalau tidak digalakkan dan dibina secara serius dan terarah, peluang bangsa Indonesia terjangkiti paham kekerasan dan terorisme akan semakin besar," ujar Bambang. (Sun/Ali)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Cara Bebaskan Warga dari Paham ISIS
Toleransi dianggap sebagai kunci untuk membentengi masyarakat dari propaganda paham negatif.
diperbarui 23 Okt 2015, 06:41 WIBDiterbitkan 23 Okt 2015, 06:41 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gus Baha Memarahi Ketua Masjid yang Syaratkan Imam Bersuara Merdu, Ceritanya Begini
Kejari Depok Bakal Usut Penyalahgunaan Dana Intensif RT dan RW
Bacaan Doa Buka Puasa Rajab, Berikut Kenali Keutamaannya
5 Asteroid Terbesar yang Pernah Ditemukan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 4 Januari 2025
Link Live Streaming LaLiga Valencia vs Real Madrid, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
PBNU Cari Investor Bantu Biayai Dana Besar Reklamasi Tambang
Kapan Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Dibuka, Berikut Persyaratannya
KAI Commuter Sebut Penutupan Operasional Stasiun Karet Masih Dikaji
Buka PLN Mobile Proliga 2025 di Semarang, PJ Gubernur Jateng: Memotivasi Atlet Jawa Tengah
Bermain Cemerlang, Jakarta Electric PLN Tundukkan Yogya Falcons
Link Live Streaming Piala Super Italia 2024 Juventus vs AC Milan, Mau Mulai di Vidio