Berangnya Juniar Kejar Satpol PP yang Robohkan Paksa Warungnya

Dia tidak terima warungnya dirobohkan dengan paksa oleh anggota Satpol PP.

oleh Muslim AR diperbarui 06 Nov 2015, 08:19 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2015, 08:19 WIB
Ibu ibu membawa golok mengejar satpol pp
Ibu ibu membawa golok mengejar Satpol PP yang membongkar paksa lapak (Liputan6.com/ Muslim AR)

Liputan6.com, Padang - Penertiban yang dilakukan ratusan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang, Sumatera Barat terhadap pedagang Lapau Panjang Cimpago di kawasan Pantai Padang, Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota padang pada Kamis 5 November 2015 sore, diwarnai kericuhan.

Para pedagang yang tengah membongkar lapak dan warung mereka, tiba-tiba berang dan berubah menjadi beringas. Awalnya para pedagang merasa terbantu, dan terlihat senang dengan para personel Satpol PP yang ikut membantu mereka membuka lapak dan memindahkan peralatan berdagangnya. Namun situasi itu hanya berlangsung sebentar. Tiba-tiba salah satu pedagang dari 85 warung yang dibongkar mengamuk.

Dia merasa tidak senang dengan perlakuan anggota Satpol PP yang semena-mena dan membongkar secara paksa. Padahal sebelumnya berlangsung kooperatif. Robi, salah seorang anak pedagang sontak mengamuk, melihat ayah dan ibunya didorong paksa saat memindahkan barang.

Keributan juga terjadi warung lain. Juniar contohnya, ia berang dan mengancam dengan golok di tangan. Golok sepanjang setengah meter tersebut, hampir saja melekat di badan para aparat yang dekatnya.

Juniar, tidak terima warungnya dirobohkan dengan paksa, sementara suaminya tengah membuka atap seng di atas warung tersebut.

"Kami terima jika kalian membantu, tapi ini bukan membantu namanya, memusnahkan. Padahal kami masih butuh kayu, tripleks dan sengnya untuk di tempat yang baru," ujar anak Juniar.

Kisruh penertiban lapak di Padang, Sumatera Barat (Liputan6.com/ Muslim AR)

Melihat kekacauan yang semakin meluas, Kasatpol PP Padang Firdaus Ilyas menginstruksikan anak buahnya, untuk meninggalkan warung-warung yang tidak ingin dibongkar tersebut. Firdaus menempatkan beberapa orang saja anak buahnya untuk membantu percepatan proses pembongkaran di warung-warung yang tidak ingin dibongkar paksa tersebut.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi mengatakan, pihaknya sudah menyurati, mengimbau, dan mengajak dari lurah, hingga para pedagang itu untuk memindahkannya warungnya ke tempat yang telah disediakan sejak Senin lalu.

"Kalau ada insiden seperti ini, ya wajar. Dalam surat yang kami berikan pada pedagang, kami menginstruksikan untuk hari ini pukul 08.30 WIB sudah selesai," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi kepada Liputan6.com.

Medi menjelaskan, dari semua pedagang yang dibongkar, hanya 75 orang yang memiliki izin dan telah diberikan tempat baru. Sementara beberapa pedagang lainnya berjualan tanpa izin.

"Kalau yang ribut itu, banyak pedagang kambuhan, mereka tiba-tiba saja berdagang dan tidak tertib. Bahkan ada tempat berdagang yang juga digunakan untuk tempat maksiat. Kita ingin Kota Padang ini memiliki pariwisata yang bagus, ramah lingkungan dan aman bagi para pengunjung," lanjut Medi.

Kawasan Pantai Purus Kota Padang, memang sangat ramai dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun dari catatan yang ada, kawasan tersebut sering terjadi pemalakan dan tarif makanan yang mahal. (Mvi/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya