Liputan6.com, Jakarta - Gempa terus-menerus yang mengguncang Kabupaten Halmahera Barat di Maluku Utara sejak 16 November 2015 hingga Rabu ini masih dirasakan masyarakat. Namun, frekuensi gempa yang dirasakan menurun dibandingkan sebelumnya. Total telah terjadi 611 kali gempa hingga Senin 23 November 2015.
"Saat ini masih terdapat 9.610 jiwa yang mengungsi dan tersebar di 19 desa di Kecamatan Jailolo. Saat siang hari pengungsi berkurang karena bekerja melakukan aktivitasnya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (25/11/2015).
Baca Juga
Dampak gempa juga menyebabkan 934 rumah rusak, yaitu 237 rusak berat, 193 rusak sedang dan 504 rusak ringan. Tercatat pula 11 gedung fasilitas umum rusak dan ada retakan sepanjang 500 meter di Desa Galala.
Advertisement
"Penanganan darurat masih dilakukan. Bupati Halmahera Barat telah menetapkan SK Tanggap Darurat selama 14 hari," jelas Sutopo.
Info Menyesatkan
Dia mengatakan, hingga saat ini masih beredar informasi yang menyesatkan bahwa akan ada gempa besar susulan dan tsunami, sehingga masyarakat resah. Beberapa warga bahkan menyelamatkan diri ke hutan akibat ada isu tersebut.
"Karena itu masyarakat diimbau untuk waspada dan tidak perlu panik. Tipe gempa di Halmahera Barat adalah tipe swarm, yaitu gempa dengan magnitudo kecil yang berlangsung terus-menerus tanpa ada gempa besar," tegas Sutopo.
Adanya gempa-gempa kecil (di bawah 5 skala Richter) dengan kedalaman dangkal menyebabkan guncangan keras tetapi lokal. "Kecil kemungkinan terjadi gempa yang besar untuk saat ini," pungkas Sutopo. (Ado/Ans)