Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru China atau Hari Raya Imlek disambut meriah bukan hanya oleh para etnis Tionghoa. Suka cita pun dirasakan pedagang burung gereja di Vihara Dharma Bhakti, kawasan Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat.
Dalam perayaan Imlek, ritual melepas hewan atau disebut dengan Fangsheng, di mana membeli hewan baik burung, katak, dan sebagainya, kemudian melepasnya lagi. Hal ini dipandang sebagai sebuah simbol ajaran Buddha yang sangat menghargai kehidupan dan tidak membunuh makhluk hidup.
Jhonny, salah satu pedagang burung gereja, mengaku meraup keuntungan saat Imlek hingga mencapai Rp 7,5 juta. Padahal hari masih siang saat itu.
"Baru laku 5.000 burung hari ini. Kita jualnya Rp 1.500. Satu krat burung kan isinya 100. Ini masih ada satu kandang lagi. Ada dua kratlah isinya," ucap Jhonny di lokasi, Senin (8/2/2016).
Dia pun mengaku sudah berada di vihara sejak pukul 05.00 WIB, sembari menunggu para umat berdatangan untuk beribadah saat Imlek.
"Saya dari pukul 05.00 WIB pagi. Ya, namanya mencari rezeki, ya harus pagi," ungkap Jhonny.
Baca Juga
Meski demikian, dia enggan menggungkapkan dari mana asal burung yang memiliki nama ilmiah Passer montanus itu didapatkannya. "Ada bos-lah. Kita cuma dagang saja di sini. Sudah 2 tahun dan lumayan hasilnya," beber dia.
Sementara itu, Mario (28) salah satu jemaat, mengatakan ritual Fangsheng memang sangat penting bagi para etnis Tionghoa.
"Dalam ajaran kami, ini sangat penting. Menjaga kehidupan dan memang membuat kita menghargai makhluk hidup," ungkap Mario yang membeli 10 burung gereja itu.