Liputan6.com, Jakarta - Gempa 6,4 SR mengguncang Taiwan, pada Jumat 5 Februari 2016. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa atas bencana tersebut.
"Kamar Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) telah lakukan penyisiran di 8 rumah sakit di Taiwan dan sejauh ini tidak terdapat korban meninggal WNI," kata Retno, dalam keterangan resminya, Selasa (9/2/2016).
Sejauh ini, lanjut dia, hanya 7 WNI yang mengalami luka ringan seperti lecet-lecet. Luka itu pun sudah diberi penanganan cepat. Mereka pun sudah kembali ke rumah.
"Para korban sudah kembali ke rumah masing-masing," tutur Retno.
Baca Juga
Gempa tersebut mengguncang sekitar pukul 04.00 waktu setempat atau 03.00 WIB. Pusat gempa diperkirakan berada pada 36 kilometer di sebelah tenggara Yujing, dan berada pada kedalaman sekitar 10 kilometer.
Taiwan adalah daerah rawan gempa, meski sebagian besar lindu terjadi dalam skala minor hingga sedang.
Gempa mematikan pernah terjadi pada 1999, ketika guncangan berkekuatan 7,6 SR menewaskan 2.300 orang.
Taiwan menerapkan standar antigempa untuk bangunan sejak 1970-an. Aturan tersebut kian ketat seiring waktu, khususnya usai gempa 1999.
Advertisement