Top 3: Bukan Kulit Kabel, Benda Ini Jadi Masalah di Gorong Istana

Selain itu ada pula berita mengenai mengapa gempa Mentawai tak picu Tsunami. Serta apa yang patut di syukuri dari lindu ini?

oleh Luqman RimadiNila Chrisna Yulika diperbarui 04 Mar 2016, 06:03 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2016, 06:03 WIB
Tembus Gorong-gorong Istana, Pasukan Katak Dihadang Lumpur 80 Cm
Aksi pembersihan gorong-gorong tersebut sempat terhambat lantaran adanya tumpukan sedimen lumpur.

Liputan6.com, Jakarta - Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL kemarin siang menyusuri gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Utara, persisnya depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Namun mereka kesulitan menembus drainase itu.

Penyebabnya bukan kulit kabel, tapi karena adanya tumpukan sedimen lumpur, yang hampir menutupi seluruh gorong-gorong. Untuk menghancurkan lumpur tersebut, mereka meminta bantuan Dinas Pemadam Kebakaran, menyemprot lumpur.

Selain itu ada pula berita mengenai penjelasan BMKG mengapa gempa di Mentawai yang terjadi 2 hari lalu tak menimbulkan Tsunami. Ada pula penjelasan apa yang patut di syukuri dari lindu di Mentawai itu menjadi sorotan pembaca Liputan6.com.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.


1. Kulit Kabel Nihil di Depan Istana, Kopaska Temukan Material Ini

 

Pasukan katak TNI AL dilengkapi alat penerang menyusuri gorong-gorong di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/3). Pasukan katak ini dilibatkan menyusul temuan kulit kabel yang sebelumnya ditemukan di gorong-gorong. (Liputan6.com/Gempur M Surya)


Kepala Sudin Damkar-PB Jakarta Pusat Idris mengatakan, pihaknya mengerahkan 4 mobil pemadam kebakaran, untuk membantu Pasukan Katak membersihkan gorong-gorong di depan Istana.

"Ada 4 mobil penyemprot dan 1 mobil komando. Ini untuk membantu teman-teman Marinir yang melakukan pembersihan. Ternyata di dalam banyak lumpur enggak ada alat, minta bantuan alat," ujar Idris kepada Liputan6.com, Kamis, 3 Maret 2016.

Idris menjelaskan, untuk mencapai tumpukan sedimen lumpur tersebut, petugas pemadam kebekaran memasukkan selang 80 meter ke dalam gorong-gorong.

Selengkapnya...


2. Penjelasan BMKG Kenapa Gempa Mentawai Tak Picu Tsunami

 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan terkait gempa di perairan Mentawai di Kantor BNPB, Jakarta (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempa tersebut terjadi pada pukul 19.49 WIB Rabu malam tadi.

Hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 4,92 derajat lintang selatan dan 94,39 derajat bujur timur dengan kedalaman hiposenter 16 kilometer. Tepatnya di Samudera Hindia pada jarak 636 kilometer arah Barat Daya Mentawai.

Guncangan gempa bumi dirasakan di Kepulauan Mentawai dan Kota Padang hanya mencapai skala intensitas II-III skala Mercalli Modify Intensity (MMI). Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan rumah sebagai dampak dari peristiwa itu.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lindu di Mentawai merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar mendatar.

Selengkapnya...


3. Ini yang Disyukuri dari Gempa Mentawai

 

(BMKG)


Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempa tersebut terjadi pada pukul 19.49 WIB, Rabu 2 Maret 2016 malam.

Namun, patut disyukuri karena gempa besar itu tak menimbulkan Tsunami. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi ini dibangkitkan oleh sesar dengan arah pergerakan mendatar.

"Patut disyukuri bahwa peristiwa gempa bumi kuat ini dibangkitkan oleh sesar dengan arah pergerakan mendatar, sehingga tidak memicu terjadinya tsunami," kata Daryono dalam twitter BMKG, Kamis (3/3/2016).

Verifikasi yang dilakukan dengan peralatan monitoring pasang surut air laut (tsunami gauge) yang tersebar di pantai barat Sumatera, kata dia, disimpulkan bahwa tsunami memang tidak terjadi.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya