Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Sekretariat Kabinet RI dicanangkan untuk menjadi zona integritas. Hal ini dilakukan untuk memproteksi para pejabat dan pegawai di lingkungan tersebut agar tidak korupsi.
"Intinya, Setkab (Sekretariat Kabinet) siap untuk men-declare sebagai kantor yang betul-betul jalankan zona integritas untuk anti korupsi," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di kantornya, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Acara Pencanangan dan Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas Sekretariat Kabinet RI dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Ketua Ombudsman Amzulian Rifai, dan Deputi Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.
Dalam sambutannya, Pramono menyampaikan korupsi bak narkoba. Sekali melakukannya, dapat membuat ketagihan dan sulit untuk dikembalikan ke jalan yang benar.
Baca Juga
"Menurut saya, korupsi seperti narkoba. Ketahuan itu malu, tapi ketagihan. Orang yang korupsi bukan kekurangan, orang narkoba juga bukan kekurangan, malah kelebihan secara materi dan bahagia hidupnya," tegas Pramono.
Mantan Wakil Ketua DPR ini juga melihat ada pola khusus para koruptor yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat awal ditangkap, mereka terlihat frustasi dan merasa bersalah. Tak jarang, saat ditangkap para koruptor berlinang air mata.
"Tapi begitu tahapan selanjutnya setelah jaket oranye, lihat kamera banyak, dadah-dadah. Tidak ada lagi ekspresi tangis," tutur dia.
"Dulu yang masuk KPK tidak gunakan jilbab, lalu tiba-tiba jadi muslimah. Kalau laki-laki jadi sorban, agama jadi cover," tambah Pramono.
Pramono melanjutkan dirinya telah memiliki pengalaman mengisi jabatan di tempat strategis. Sehingga agar terhindar dari bahaya korupsi, ia pun memproteksi diri.
Politikus PDIP ini pernah 4 kali terpilih jadi anggota DPR. Cara memproteksi diri, ia pun menolak ditempatkan di komisi-komisi yang 'basah', seperti Badan Anggaran, Komisi III DPR, dan Komisi XI DPR.
Saat menjadi Seskab, ia pun menghindari pertemuan dengan sembarang orang. Sebab, hal itu akan menjadi preseden negatif.
"Gangguan banyak sekali, deputi saya bawa orang dan bilang orang itu mau terima kasih. Saya bilang ke deputi saya, saya lebih kaya dari dia. Ini pencegahan, lebih baik dibilang sombong, daripada ketemu 1 dan jadi omongan ke mana-mana," tandas Pramono.