Cegah Radikalisme, NU Undang 60 Negara di Konferensi Islam

Nahdlatul Ulama menilai perlunya deradikalisasi masif yang dilakukan oleh negara.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 31 Mar 2016, 11:28 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2016, 11:28 WIB
20160317-Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj-Jakarta- Angga Yuniar
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia masih belum lepas dari cengkraman aksi teror. Dua rentetan peristiwa teror yang baru-baru ini terjadi diantaranya teror bom di Ankara dan Brussel. Tak hanya 2 kota di benua Eropa tersebut, di Indonesia pun, aksi serupa pernah terjadi, tepatnya Bom Thamrin.

Merespons peristiwa-peristiwa nahas tersebut, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai perlunya deradikalisasi masif yang dilakukan oleh negara. Oleh karena itu, NU akan menggelar konferensi yang dihadiri puluhan negara.

"NU akan mengadakan International Summit of The Moslem Moderate Leader, Insya Alah pada 9 Mei dan akan dihadiri antara 40-60 negara," kata Rais Aam PBNU Maruf Amin, usia bertemu dengan Presiden Jokowi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Konferensi itu bertujuan untuk menyamakan persepsi para pemimpin Islam moderat terkait dengan radikalisme dan terorisme. Konferensi ini rencananya digelar 9-11 Mei di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.

‎Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menambahkan konferensi ini digelar karena Presiden Jokowi menaruh kepercayaan pada NU untuk memerangi paham radikal.

"Presiden sekali lagi menekankan pemerintah percaya pada NU dan pimpinan pusat sampai ke warga ranting di dusun semuanya anti radikal, antiteror. Semuanya memegang prinsip islam yang toleran dan moderat," tandas Said Aqil.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya