Menlu: Penyelamatan 10 WNI Disandera Abu Sayyaf Terus Dilakukan

Upaya pembebasan dilakukan dengan banyak cara, termasuk koordinasi dengan pemerintah Filipina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 31 Mar 2016, 11:57 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2016, 11:57 WIB
20160209-Wajah Serius Menlu Retno saat Ikuti Raker dengan Komisi I DPR
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Marsudi melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, (9/2). Raker tersebut membahas Anggaran Kemenlu RI dalam ABPN 2016. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, pemerintah masih berupaya keras membebaskan para anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina, Selatan. Ada 10 ABK yang disandera kelompok tersebut sejak 26 Maret 2016.

"Bahwa upaya pembebasan 10 WNI terus dilakukan," tegas Retno di Kantor Kemlu, Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Upaya pembebasan dilakukan dengan banyak cara. Termasuk melakukan koordinasi dengan pemerintah Filipina. "Komunikasi saya dengan Menlu Filipina sangat intensif," kata Retno.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanantha Nasir mengatakan, kapal Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batu bara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia dibajak kelompok Abu Sayyaf.

Pria yang kerap dipanggil Tata itu mengatakan, Kemlu telah menerima informasi tersebut pada Senin 28 Maret 2016. Usai menerima informasi, Kemenlu langsung melakukan pengecekan terkait dugaan tersebut.

Saat dibajak, kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju Batangas, Filipina Selatan. Pembajak meminta tebusan sekitar Rp 14 miliar untuk membebaskan seluruh awak kapal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya