Wanita Tewas Mengenaskan di Tangerang Dikenal Baik

Enno yang merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara ini, memang kerap membawa buah tangan untuk keluarganya.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Mei 2016, 09:37 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2016, 09:37 WIB
20151120-Ilustrasi Jenazah-iStockphoto
Ilustrasi Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Tangerang - Mahpudoh, ibu kandung Enno, perempuan yang meninggal tanpa busana di mes PT Polyta Global Mandiri, Tangerang, Banten, sempat melihat jasad anaknya di kamar jenazah RSUD Tangerang.

Wanita berkerudung itu tidak bisa membendung air matanya saat melihat kondisi anaknya yang sudah meninggal.

Mahpudoh terus saja menangis selama di rumah sakit. Dia lalu mengatakan, semasa hidup putrinya dikenal sebagai anak yang baik dan pendiam.

"Ya Allah baik banget, pendiam begini, mana ada musuhnya. Kok teganya orang," kata dia sambil terisak, Tangerang, Jumat 13 Mei 2016.

Sebelum ditemukan meninggal atau pada libur panjang kemarin, Enno sempat pulang ke rumah di Kampung Bangkir, Kelurahan Pegandikan, Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Banten.

"Dia pulang dan sempat nanya, ibu mau apa? Saya bilang enggak mau apa-apa, duitnya buat kamu beli baju bagus saja," kenang Mahpudoh.

Enno yang merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara ini, memang kerap membawa buah tangan untuk keluarganya setiap pulang ke rumah.

"Dia pulang seminggu sekali. Suka bawa makanan, kue, permen buat adiknya. Padahal gajinya kecil, jadi suka saya suruh nabung saja," kata Mahpudoh.

Gadis setinggi 170 sentimeter ini memang ingin bekerja setelah lulus SMK lantaran tidak betah jika menganggur di rumah.


Mahpudoh pun mengizinkan anak gadisnya bekerja di Polyta Global Mandiri, karena banyak teman-teman sekampungnya bekerja di perusahaan ini.

"Sebenarnya dia disuruh kuliah, tapi penginnya kerja. Karena di sini banyak barengan teman-temannya, saya izinkan. Dia baru kerja enam bulan di sana," kata dia.

Mahpudoh tidak menyangka putrinya meninggal dengan cara mengenaskan. Dia baru tahu kabar itu dari teman anaknya pada Jumat pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.

"Saya kira kecelakaan, ternyata dibunuh. Rasanya kayak kiamat, sedih sekali. Tega banget pelaku melakukan itu sama anak saya," tutur dia.

Mahpudoh berharap visum segera selesai agar jenazah sang anak, bisa dibawa pulang untuk dimakamkan. "Kalau bisa hari ini, biar anak saya tenang di alam sana," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya