Jokowi: 14 WNI Sandera Abu Sayyaf Bebas Kok Malah Ramai?

Menurut Jokowi, seharusnya publik bersyukur bukan membuat gaduh atau keramaian.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 15 Mei 2016, 20:19 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2016, 20:19 WIB
20151211-Presiden Joko Widodo -Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan saat Peringatan Hari HAM se-dunia 2015 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Seoul - Presiden Jokowi mencurahkan keluh kesahnya karena kegaduhan yang terjadi akibat pembebasan sandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Menurut dia, seharusnya publik bersyukur bukan membuat gaduh atau keramaian.

"Kita tahu ada yang dipotong. Sepuluh bisa dibebaskan kok rame, saya tuh enggak ngerti. Apa mudah bebaskan seperti itu. Sangat sulit. Medannya sulit," kata Jokowi dalam acara Special Forum with President Jokowi di Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan, Minggu (15/5/2016).

"Begitu dilepaskan malah ramai. Saya baca komentar itu. Geleng-geleng saya. Di situ harusnya semuanya alhamdulilah," tambah dia. 

Jokowi pun membandingkan reaksi berbeda yang ditunjukkan oleh warga negara lain. Walau hanya satu sandera yang bebas, ucapan syukur begitu luar biasa.

"Saya sudah sampaikan pemerintah tidak bayar sama sekali dan bisa lepas 10. Kita tidak ucap syukur. Tiga hari saya baca komentar-komentar. Negara lain bebas satu orang sudah betul-betul berterikmakasih pada yang bebaskan," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Keramaian pun dipantau langsung oleh Jokowi melalui media sosial. Hal itu terjadi selama empat hari berturut-turut. Tapi, ia menyadari saat empat WNI yang dibebaskan belakangan, tidak terjadi keramaian di masyarakat.

"Kita biasakan berpikir positif. Jangan negatif. Kemarin dilepas empat saya baca comment enggak seramai yang 10. Berarti lepas 14 lho," ucap Jokowi.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya