Liputan6.com, Jakarta Ketika warga Ibu Kota menjadikan hari Sabtu sebagai waktu yang tepat untuk beristirahat atau berlibur ke luar kota untuk menghilang dari rutinitas, tidak demikian dengan Basuki Tjahaja Puranama. Gubernur DKI Jakarta yang karib disapa Ahok itu tetap saja beraktivitas layaknya hari kerja.
Termasuk Sabtu 28 Mei 2016, sejak pagi Ahok keluar rumah bukan menuju lokasi wisata atau pusat perbelanjaan bersama keluarga. Tak jauh berbeda dengan hari biasa, sejumlah agenda sudah menunggu untuk dituntaskan.
Sabtu pagi, sosok tinggi besar itu sudah terlihat di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Sesuai agenda, pagi tadi Ahok memang meresmikan Portal S Ramah Disabilitas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Acara digelar persis di trotoar halaman RSCM dengan tenda sederhana.
Advertisement
Mengenakan batik cokelat dan celana hitam, Ahok menyampaikan apresiasinya di depan para tokoh dan penyandang disabilitas yang hadir. Sang gubernur juga ditemani penerjemah bahasa isyarat dari RSCM, guna mempermudah para penyandang disabilitas memahami sambutan sang gubernur.
Ahok mengatakan, pencanangan sekaligus peresmian Portal S di jalur pedestrian RSCM itu merupakan langkah yang sangat tepat. Menurut dia, Pemprov DKI memang sudah berencana untuk membuat nyaman para penyandang disabilitas saat berada di trotoar.
"Ini kerja baik dari PU (Pekerjaan Umum) dan Perhubungan. Bisa lihat kan. PNS juga ada yang baik. Kami mulai seperti ini di tempat yang kelebihan jalur. Kami sudah mencanangkan, jalan-jalan yang kelebihan jalur akan dijadikan jalur pedestrian," tutur Ahok di RSCM, Jalan Diponegoro, Salemba.
Toilet Berkelas di Monas
Pada kesempatan itu Ahok juga menjelaskan rencananya membangun toilet sekelas mal di Monas untuk membuat nyaman para pengunjung, termasuk penyandang disabilitas.
"Kami akan bangun toilet sekelas mal. Kenapa sekelas mal? Karena banyak ibu-ibu nggak mau minum, karena alasannya repot ke toilet yang pintunya kecil. Toilet suka kotor dan basah," tutur Ahok.
"Kan nggak mungkin lama-lama betah di taman, nggak berani makan dan minum. Itu sengsara bener. Karena toilet," lanjut dia.
Untuk rencana awal, akan ada delapan lokasi pembangunan toilet sekelas mal di kawasan Monas. Tentunya disusul juga di setiap taman yang ada di Ibu Kota.
"Nantinya, semua orang baik normal maupun penyandang disabilitas, tidak perlu khawatir lagi untuk menggunakan toilet yang ada di taman," pungkas Ahok.
Usai memberikan sambutan, Ahok menuju Portal S yang sudah terpasang di trotoar, tepat di samping pagar pintu masuk RSCM. Dia pun diminta menggunting untaian tali berhiaskan bunga yang melilit jalur masuk portal ramah disabilitas itu sebagai peresmian.
Meresmikan Festival Palang Pintu
Menjelang siang, Ahok melanjutkan agendanya membuka Festival Palang Pintu XI di Jalan Kemang, Jakarta Selatan. Festival ini merupakan rangkaian kegiatan kebudayaan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-489 DKI Jakarta.
Kedatangan Ahok langsung disambut meriah dengan kesenian Palang Pintu dan atraksi pencak silat. Mengenakan baju koko putih, celana hitam, lengkap dengan peci hitam dan sarung yang diselempangkan di leher, Ahok digiring menuju panggung festival.
Dalam sambutannya, Ahok mengungkapkan rasa senang dan dukungannya atas kegiatan Festival Palang Pintu. Kegiatan ini, kata Ahok, tidak dibiayai oleh Anggaran Belanja Pendapatan Daerah (APBD).
"Kami tentu menyambut baik. Ada beberapa hal yang diubah di Jakarta. Misalnya kami tidak membiayai lagi festival karena ini bisa menghabiskan puluhan dan ratusan miliar. Ini pakai swadaya masyarakat," ujar Ahok.
Saat sambutan, Ahok pun diminta panitia festival untuk menyampaikan pantun untuk para pengunjung. Sambil malu-malu dia pun melontarkan pantunnya yang memancing tawa.
"Saya disuruh berpantun, tapi aku lupa. Tapi kadang orang Betawi kan suka maksa juga kan. Ya sudah deh saya berpantun," ujar Ahok.
"Naik kereta anak dituntun ke pasar ikan, beli ikan kerapu harusnya. Orang tua kita suka berpantun, mari kita jaga jangan sampai punah. Tapi nggak nyambung," kata dia sambil tertawa.
Kelar berpantun, Ahok dituntun untuk meresmikan Festival Palang Pintu XI dengan memukul gendang. Tabuhan gendang menjadi tanda dibukanya Festival Palang Pintu XI.
"Terima kasih. Festival Palang Pintu XI di Kemang, resmi kami buka," ungkap Ahok.
Setelah meresmikan Festival Palang Pintu, Ahok mendapat cinderamata berupa buku Sejarah Sanggar Betawi dan Sejarah Palang Pintu dari keluarga seniman mendiang Haji Bokir.
Menuju Setu Babakan
Meski matahari sudah melewati batas siang, aktivitas Ahok belum juga berhenti. Menjelang petang, Ahok tiba di Zona A Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Di tempat ini Ahok secara resmi mencanangkan HUT ke-489 Ibu Kota, yang ditandai dengan penyerahan secara simbolis logo HUT DKI Jakarta kepada 5 wali kota dan 1 bupati di wilayah DKI Jakarta.
Tiba di Setu Babakan, Ahok langsung disambut antusias warga yang telah menunggu kedatangannya di perkampungan budaya Betawi itu. Kemeriahan tampak ketika senam lagu asal Flores, Nusa Tenggara Timur Gemu Fa mi re didendangkan oleh ibu-ibu yang berkerumun.
Ahok pun spontan berjoget dengan mengikuti gerakan-gerakan senam tersebut. Tampak banyak kesalahan gerak sang gubernur yang dituntun oleh ibu-ibu. Mereka pun tertawa dengan tingkah orang nomor 1 di DKI itu. Usai berjoget, Ahok juga disambut oleh kesenian Palang Pintu oleh para seniman betawi di sana.
Dalam sambutannya, Ahok menuturkan, alasan pemilihan Setu Babakan sebagai tempat pencanangan HUT DKI Jakarta dikarenakan adanya nilai representatif dan nilai historis. Walaupun, memang setiap tahun, kota administrasi bergantian menjadi tuan rumah pencanangan HUT.
"Kali ini yang jadi tuan rumahnya adalah Jakarta Selatan. Melalui pencanangan ini, kita sekaligus berupaya memasyarakatkan wisata budaya Setu Babakan," kata Ahok di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ahok pun meresmikan pencanangan HUT DKI Jakarta dengan menekan tombol sirine. Kelima wali kota dan seorang bupati ikut memeriahkan dengan tabuhan gendang.
"Dengan mengucapkan syukur, maka hari ini pencanangan HUT DKI Jakarta secara resmi saya nyatakan dimulai," ujar Ahok yang diikuti dengan tepuk tangan para pengunjung.
Ketika matahari sudah menuju peraduan dan malam datang, aktivitas Ahok sepanjang Sabtu ini pun berakhir. Ini jelas bukan kali pertama Ahok menjadikan hari libur sebagai hari kerja. Di lain kesempatan, Ahok bahkan memenuhi undangan pernikahan warga di gang-gang dan jalanan sempit Ibu Kota.
Mungkin tak penting untuk berdebat soal dugaan apakah agenda hari libur ini dilakukan Ahok untuk mendulang citra jelang Pilgub DKI Jakarta atau tidak. Tidak masalah itu pencitraan atau bukan, karena di atas semua itu, yang terpenting adalah, apakah yang dilakukan Ahok itu bermanfaat bagi warga Jakarta? Jawabannya terserah kepada individu masing-masing.