Cerita Ibu Mengaku Kehilangan Salah Satu Anak Kembarnya di RS

Setelah proses persalinan selesai, Raudiah kaget karena ia hanya menerima satu bayi.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Jun 2016, 22:45 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2016, 22:45 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Penculikan Anak
Ilustrasi Liputan Khusus Penculikan Anak

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu yang merasa memiliki bayi kembar bercerita bahwa salah satu anaknya hilang setelah dirinya melahirkan.

Raudiah Elva Ningsih kaget karena ia hanya menerima satu bayi pasca-bersalin. Padahal, hasil USG yang dia terima dari 2 rumah sakit dan sebuah puskesmas, menyebut bahwa dia hamil anak kembar.

Raudiah pun bercerita, pada 7 Mei 2016, dirinya masuk ke sebuah rumah sakit di Jakarta Timur, saat akan melahirkan. Hanya sehari berselang, dia sudah harus melakukan persalinan dengan operasi sesar.

"Proses operasi ditangani oleh 5 tenaga medis termasuk dokter," tutur Raudiah sambil mengusap air matanya di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2016).

Di dalam ruang operasi, Raudiah mendengar suara musik yang disetel dengan volume keras. Dia pun berasumsi bahwa musik-musik yang diperdengarkan merupakan penenang bagi pasien operasi, khususnya dalam proses persalinan.

"Belum dibius di ruang operasi saya dengar musik Gleen Fredly keras sekali," lanjut dia.

Persalinan pun berlangsung. Setelah selesai, Raudiah kaget karena ia hanya menerima satu bayi. Dia dengan panik menanyakan kepada tim medis satu anaknya lagi. Sebab, hasil USG menyebut bahwa dia hamil anak kembar.

Dirinya juga telah menyiapkan dua nama untuk bayinya. Callyta Yuzira Silva dan Callya Razeena Kivah. Namun, hanya Callyta yang ia terima.

"Pihak dokter menyatakan saya hanya punya satu bayi," ujar Raudiah.

Ibu 5 anak itu pun semakin gelisah dengan jawaban itu. Namun, pada saat pikirannya pecah, justru dia mengaku mendapat jawaban yang tidak mengenakkan dari seorang asisten dokter.

"Salah satu asisten dokter malah marah-marah sama saya dan mengatai saya. Saya tidak bisa buat apa-apa," beber Raudiah.

Saat itu dia mengaku takut. Pasalnya, perut Raudiah masih dalam kondisi dijahit oleh asisten dokter yang melontarkan kata tak pantas padanya. "Akhirnya seorang perawat laki-laki menghampiri saya dan berbisik, 'ibu tidak usah gelisah'," terang dia.

Dugaan Raudiah terkait adanya praktik perdagangan bayi yang melibatkan anaknya bukan tanpa sebab. Pasalnya, hasil USG Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, pada 5 Januari 2016 menyatakan, ia berstatus hamil bayi kembar atau gemeli.

Hal itu pun diperkuat dengan hasil USG di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur, pada 22 Maret 2016, yang menyatakan Raudiah hamil gemeli. Bahkan, dalam surat pengantar yang dikeluarkan dari RS HJ, juga menyatakan kalau dia berstatus hamil bayi kembar.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, hingga kini pihak keluarga belum mendapat kejelasan mengenai salah satu bayi yang hilang tersebut.

"Ibu ini merasa punya dua anak karena hamil kembar. Dan hasil USG juga menyatakan begitu. Tapi ternyata hanya satu bayi, dan info dari tim dokter ternyata mengatakan ia cuma punya satu bayi dan mengatakan kalau yang satu hanya ari-ari besar," kata Arist.

Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polres Jakarta Timur. Raudiah juga mendapat pendampingan dari Komnas PA untuk kejadian yang menimpanya itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya