Rizal Ramli: Pemimpin DKI Harus Belajar dari Ali Sadikin

Menurut Rizal, Mantan Gubernur DKI Jakarta di era ‎1966 tersebut memiliki sifat yang tegas dan kontroversial.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Jun 2016, 21:57 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2016, 21:57 WIB
tarian cica
Dalam rangka menyambut kunjungan Menteri Koordinator Bidan Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, di NTT, masyarakat siapkan Tarian Cica.

Liputan6.com, Labuan Bajo - Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli mengatakan, Ali Sadikin merupakan sosok yang pantas  jadi contoh bagi pemimpin Ibu Kota. Termasuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang akan kembali maju dalam Pikada DKI 2017 mendatang.

Menurut Rizal, mantan Gubernur DKI Jakarta di era ‎1966 tersebut memiliki sifat yang tegas dan kontroversial. Namun demikian, Ali Sadikin tidak pernah memancing kegaduhan terkait dengan agama dan etnis.

"Bang Ali itu termasuk pemimpin hebat yang saya kagumi di Jakarta. Orangnya tegas, keras, ngomong apa adanya, candid, langkahnya banyak yang kontroversial. Tetapi tidak menimbulkan kontroversial dan antagonisme soal agama dan etnis," ujar dia di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/6/2016) malam.

Rizal mengungkapkan, ‎para pemimpin baik di tingkat daerah maupun nasional, harus belajar dari pengalaman buruk Lebanon terkait dengan konflik agama dan etnis. Pada era 1960-an, Lebanon merupakan negara yang makmur. Namun sayangnya hal tersebut hancur gara-gara konflik agama dan etnis.

"Coba lihat Lebanon 1960, negara paling makmur, paling bagus. Begitu ada masalah agama, sampai sekarang perang tidak habis-habis. Ekonominya makin lama makin hancur," kata dia.

Sikap toleransi antara sesama yang ditunjukkan oleh Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, lanjut ‎Rizal, juga patut dijadikan contoh. Bagaimana kerukunan antar-sesama menjadi kunci untuk memajukan bangsa dan negara.

"Kini kita hari ini di Flores, tempat Bung Karno menggali Pancasila. Jangan gara-gara hanya kekuasaan, kita menimbulkan antagonisme agama dan suku. Saya ini sahabat Gus Dur, menterinya Gus Dur. Kita ingin bangsa kita go beyond. Keluar dari masalah antagonisme agama, keluar dari masalah antagonisme etnis, karena itu berbahaya sekali," jelas dia.

Oleh sebab itu, Rizal menegaskan, siapa pun yang ingin menjadi pemimpin, baik di tingkat daerah maupun pusat, maka harus bisa menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa.

"Jadi siapa pun pemimpinnya, siapa pun yang mau jadi gubernur di mana saja, mau jadi presiden, tolong jaga negara ini. Jangan pancing kemarahan‎ dan antagonisme agama. Mari kita jaga dan rawat negara Pancasila ini," pungkas Rizal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya