Liputan6.com, Jakarta - Lantunan ayat suci Alquran terdengar sendu di hadapan jenazah Ketua KPU Husni Kamil Manik di rumah duka di Jalan Siaga Raya nomor 23 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Keluarga, kerabat dan rekan-rekan almarhum silih berganti membacakan Surat Yasin dengan khusyuk.
Di tengah-tengah lantunan ayat Suci Alquran, perwakilan keluarga, Zulkarnaen bercerita awal mula Husni dirawat di RSPP sampai akhirnya meninggal dunia. Dia mengungkapkan, awalnya Husni mengeluh atas bisul yang ada di kakinya. Kala itu Husni baru saja selesai menunaikan salat Subuh pada Rabu 6 Juli 2016.
"Jam 05.30 WIB, dari rumah dibawa ke rumah sakit terdekat," kata Zulkarnain di rumah duka, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2016) dinihari.
Advertisement
Di rumah sakit itu, sambung Zulkarnain, Husni sempat mendapatkan perawatan intensif. Tapi dokter di rumah sakit itu menyarankan kepada keluarga untuk segera membawa Husni ke rumah sakit yang lebih besar lantaran kadar gulanya yang tinggi.
Husni pun sempat dibawa pulang ke rumah. Usai salat Idulfitri keluarga pun membawa Husni ke RSPP. "Beliau tidak dapat salat Id. Hanya salat Subuh saja," ujar Zulkarnain.
Tak Bisa Berkomunikasi
Tiba di RSPP, Husni langsung masuk ke UGD. Kemudian tak lama Husni dipindahkan ke ICU. Kadar gulanya kembali meningkat. Zulkarnain menuturkan, pada Kamis malam sekitar pukul 20.50 WIB pihak keluarga mendapat informasi keadaan Husni kian memburuk.
Bahkan Husni berhenti berkomunikasi dengan keluarga. Padahal sebelumnya komunikasi Husni lancar. Baik dengan keluarga ataupun dengan para tamu.
"Di ICU kan termonitor semuanya. Tiba-tiba Beliau gagal napas. Itu begitu cepat sampai pukul 21.00 WIB, dokter menyatakan beliau meninggal," ungkap Zulkarnain.
Jenazah Ketua KPU Husni Kamil Malik telah disemayamkan di rumah duka di Jalan Siaga Raya No 23 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Jenazah ayah tiga anak itu dibaringkan di ruang tamu rumah dinas Ketua KPU itu.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, temaram lampu rumah duka dan iringan ayat Alquran menemani jenazah yang diselimuti kain batik di bagian badan dan kain putih di wajah almarhum. Tenda berukuran besar juga sudah berdiri di samping rumah untuk menampung para pelayat yang hadir.