Pembelaan Pengacara Soal Gelagat Mencurigakan Jessica

Dalam rekaman tersebut, terdakwa pembunuh Mirna, Jessica Kumala Wongso terlihat melepas pandangan ke beberapa sudut Olivier Cafe.

oleh Audrey Santoso diperbarui 21 Jul 2016, 00:11 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 00:11 WIB
20160720-Jessica-Wongso-HA
Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso saat menjalani persidangan lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi di PN Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin memutar video rekaman CCTV Olivier Cafe per tanggal 6 Januari 2016 sore. Hari di mana Mirna menyeruput es kopi Vietnam dan tewas seketika.

Dalam rekaman tersebut, terdakwa pembunuh Mirna, Jessica Kumala Wongso terlihat melepas pandangan ke beberapa sudut Olivier Cafe. Timbul kecurigaan Jessica memantau keberadaan CCTV agar tindakannya menghilangkan nyawa Mirna tak ketahuan.

Apalagi, dalam rekaman tersebut, tertangkap sorot mata Jessica memandangi CCTV beberapa detik.

"Ini kan tafsir, kejadian sebenarnya hanya dia yang tahu, dia (Jessica) melihat apa sih. Katanya setelah dia foto-foto, (dia) mau ke kasir terus mencari Marlon (pelayan Olivier yang dimintai tolong Jessica memotret dirinya). Karena nggak lihat, makanya dia pergi ke kasir. Katanya dia cari Si Marlon tadi," terang pengacara Jessica, Otto Hasibuan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).

Mengenai keterangan resepsionis Olivier Cafe, Aprilia Cindy Cornelia bahwa Jessica mengintip-intip keadaan sekitar restoran saat awal datang, Otto menjelaskan apa yang disampaikan Aprilia berbeda dengan pengakuan Jessica.

Menurut Otto, sebagai tamu restoran yang hendak makan di tempat, wajar bila Jessica melihat-lihat suasana restoran untuk menentukan spot yang asyik untuk dijadikan tempat bersua dengan teman-temannya.

"Dia datang, bukan menelongok ke dalam. Tapi dia hanya lihat dari luar tempatnya seperti apa. Namanya baru pertama kali berkunjung," jelas Otto.

Keterangan Cindy tentang dirinyalah yang memilih meja untuk Jessica, dinilai Otto sebagai bukti kliennya tak merencanakan pembunuhan. Karena, kata Otto, jika Jessica berencana membunuh maka dia akan memilih tempat yang paling aman untuknya melakukan kejahatan itu.

"Dan yang paling esensial terbukti tadi, saksi mengatakan bukan Jessica yang menentukan tempat. Dia (Jessica) hanya pesan tempat buat 4 orang yang no smoking. Table (meja) satu-satunya yang kosong hanya table 54. Nggak ada niat atau keinginan Jessica berbuat apa-apa," tandas Otto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya