Liputan6.com, Jakarta - Hakim anggota di sidang pemeriksaan saksi kasus pembunuhan berencana kopi sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, meminta jaksa menghadirkan meja yang dipakai Mirna menyeruput kopi.
Saat kejadian tewasnya Mirna, Jessica memesan meja 54 di Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia. Alasannya hakim, meja tersebut untuk mengetahui secara terang benderang kasus pembunuhan yang menewaskan Mirna.
"Kami mencari pelaku (dari keterangan saksi) sulit ‎ada yang melihat. Kita cari bukti yang mengarah ke situ. Bisa dihadirkan mejanya ke sini?" ujar hakim Binsar kepada JPU di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2016).
Menurut Binsar, meja tersebut perlu dihadirkan agar majelis hakim bisa melihat secara faktual posisi kopi apakah sempat bergeser. Bukti itu nanti akan dicocokkan dengan keterangan sejumlah saksi yang melihat posisi kopi.
"Apalagi ada pegawai yang membersihkan gelas cocktail melihat kopi utuh dengan es encer. Nah, ketika Mirna dan Hani datang posisi kopi apa su‎dah bergeser?" kata dia.
‎Namun JPU, Ardito Muwardi mengungkapkan kesulitannya untuk mendatangkan meja tersebut. Apalagi meja di kafe tersebut permanen dan menyatu dengan lantai. Sementara sofa yang diduduki Jessica, Mirna, dan Hani terhubung dengan kayu serta sofa lainnya.
"Kami mohon waktu yang mulia. Tapi kami juga mengusulkan pemeriksaan di tempat," kata Ardito.
Namun hakim beranggapan cukup sulit jika harus mendatangi lokasi Kafe Olivier. Selain mempengaruhi konsentrasi majelis hakim, pemeriksaan juga akan mengganggu pengunjung kafe tersebut.
JPU siap untuk menjadwalkan pemeriksaan di Kafe Olivier. Mereka akan mengatur waktu pemeriksaan sebelum kafe dibuka, agar proses tersebut tidak terganggu ramainya pengunjung. Kendati, JPU juga berupaya bisa menghadirkan meja ke persidangan.
"Kalau bisa pemeriksaan di sana, nanti diatur jadwal. Kalau bisa sebelum pukul 10.00 WIB, sebelum kafe buka. Tapi info saat ini‎, meja dan sofa menyatu," ujar Ardito.
Hakim Minta Hadirkan Meja Tempat Jessica dan Mirna Ngopi
Meja tersebut perlu dihadirkan agar majelis hakim bisa melihat secara faktual posisi kopi apakah sempat bergeser atau tidak.
diperbarui 27 Jul 2016, 11:46 WIBDiterbitkan 27 Jul 2016, 11:46 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prabowo Bertemu Pangeran MBZ di Istana Qasr Al Watan
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Gol Menit Akhir Menangkan PSIS atas Persik
7 Potret Onic Vior yang Lagi Viral, Foto Bareng Kekasih Jadi Sorotan
Jokowi Pilih Kampanye di Jawa Tengah Ketimbang Jakarta, Ridwan Kamil: Dimaklumi
Berhasil Jalani Kemoterapi, Kate Middleton Undang Penyintas Kanker ke Konser Natalnya di Westminster Abbey
Hasto PDIP: Pramono-Rano Tempatkan Diri Sebagai Wakil Rakyat, Bukan Perwakilan Raja
Kolesterol Bebek vs Ayam, Mana yang Lebih Aman Dikonsumsi?
Siap Menangkan Andika-Hendi di Cilacap, Relawan Perkasa Bercahaya Mendeklarasikan Diri
Media Sosial Milik Donald Trump Jajaki Bisnis Perdagangan Kripto
Apa Arti dari Warna Merah: Makna Mendalam dan Pengaruhnya
Tangkap 24 Terduga Pelaku Judi Online Komdigi, Polda Metro Masih Buru 4 DPO Lagi
5 Alasan Psikologis Mengapa Kamu Tidak Bisa Berhenti Memikirkan Seseorang