Dino Patti Djalal: Indonesia Bukan Hanya Merah Putih

Ketua Dewan Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal mengatakan, ada ribuan orang Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.

oleh Oscar Ferri diperbarui 21 Agu 2016, 20:55 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2016, 20:55 WIB
dino-patti-konvensi-2-140110a.jpg
Dibanding semua peserta konvensi, Dinno Patti Djalal merupakan peserta yang tingkat elektabilitasnya rendah (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal mengatakan, ada ribuan orang Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Meski mereka telah menjadi warga negara setempat, namun mereka tetap menyanyikan Indonesia Raya dan hormat kepada Bendera Merah Putih setiap hari kemerdekaan 17 Agustus.

"Orang-orang yang punya darah atau budaya Indonesia yang tersebar di negara-negara lain, tiap tanggal 17 Agustus, apapun warna paspornya mereka akan berdiri di depan Bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, juga menghormati orang-orang yang mengerek Bendera Merah Putih," ujar Dino dalam Supermentor 'Abad 21 Sebagai Zaman Kecermelangan Indonesia' di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (21/8/2016).

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Ameriksa Serikat‎ itu mengatakan, Indonesia bukan hanya Merah Putih. Bagi Dino, Indonesia merupakan suatu cita-cita luhur yang digagas jauh sebelum merdeka pada 17 Agustus 1945.

Indonesia dinilai Dino, juga tak cuma sekadar teroterial semata, dari Sabang sampai Merauke. Tetapi di dalamnya, Indonesia memiliki banyak budaya dengan ragam etnis yang tersebar di belasan ribu pulaunya.

"Indonesia bukan hanya Merah Putih, bukan hanya teroteri. Indonesia itu suatu cita-cita yang luhur. Kumpulan suatu budaya, suatu gagasan yang indah. Itu Indonesia yang kita banggakan yang lebih dari Merah Putih," ujar Dino.

Permasalahan diaspora Indonesia dalam beberapa waktu belakangan menjadi‎ polemik ketika status dwi kewarganegaraan Arcanda Tahar muncul ke permukaan. Padahal, Presiden Joko Widodo sudah resmi melantik Arcanda sebagai Menteri ESDM.

Karena status kewarganegaraan ganda yang dimiliki Arcanda, Jokowi kemudian memberhentikan dengan hormat pemilik paspor Indonesia dan Amerika Serikat itu sebagai Menteri ESDM itu.‎ Arcanda hanya menjabat Menteri ESDM selama 20 hari saja.

Selain Arcandra, kasus kewarganegaraan juga menimpa Gloria Natapradja Hamel, seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) untuk upacara HUT ke-71 Republik Indonesia di Istana Negara. Gara-gara statusnya sebagai WN Perancis, gadis asal Depok, Jawa Barat, itu kemudian dicoret dari keanggotaan Paskibraka pada upacara pengibaran Bendera Merah Putih.

Meski begitu, Gloria pada akhirnya tetap diizinkan Presiden Jokowi untuk bergabung dengan rekan-rekan setimnya di Paskibraka untuk upacara penurunan Bendera Merah‎ pada sore hari. Gloria bergabung dengan Tim Bima dan bertugas sebagai penjaga Gordon.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya