JK: Pemerintah Belum Larang WNI ke Singapura Terkait Virus Zika

Pemerintah Singapura memiliki tanggung jawab mengobati warganya, termasuk WNI yang tengah berada di sana.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 02 Sep 2016, 17:32 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2016, 17:32 WIB
Virus Zika
Ilustrasi Foto Virus Zika (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengeluarkan travel advisory atau saran untuk tak bepergian ke Singapura. Hal ini dilakukan setelah virus Zika mulai merebak di Negeri Singa itu. Apalagi, satu WNI di Singapura sudah terjangkit virus Zika.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kejadian itu tidak perlu ditanggapi berlebihan. Masyarakat cukup diminta menjaga diri dan tetap waspada bila bepergian ke Singapura.

"Pemerintah sendiri tentu memperingatkan, tapi belum untuk melarang. Karena kalau itu dikemukakan nanti ke Indonesia juga dilarang ke China karena macam-macam penyakitlah. Harus menjaga diri sendirilah," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Menurut JK, Singapura juga belum mengumumkan ancaman virus Zika ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Saat ini baru sekitar 40 orang yang jangkit virus mematikan itu dari 5 juta penduduk Singapura.

"Di situ Zika itu peringatan keras kepada orang hamil, contohnya. Jadi jangan orang hamil atau hindarilah Singapura, tapi belum menjadikan Singapura itu KLB yang harus dihindari," jelas JK.

Lagipula, pemerintah Singapura memiliki tanggung jawab mengobati warganya, termasuk WNI yang tengah berada di sana. JK menilai, Singapura lebih siap dan memiliki peralatan yang lebih lengkap.

"Kalau kena di Singapura itu tentu di Singapura berobatnya. Sudah langsung aja karena Singapura tentu sudah siap untuk hal tersebut. Karena itu kewajiban pemerintah Singapura memberikan fasilitas kesehatan kepada warga siapa pun yang berkunjung ke Singapura," pungkas JK.

Pada Rabu 31 Agustus 2016, Kemenkes menerbitkan travel advisory atau saran untuk tak bepergian ke Singapura. Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) terkait hal ini.

"Kita mengeluarkan travel advisory. Tadi pagi kita masih komunikasi dengan Kemlu karena itu harus ada advisory dari Kemlu. Kami sudah mengeluarkan protect dari negara kita tadi pagi," tukas Nila.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya