Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri bersama Kementerian Luar Negeri mengidentifikasi ada 26 WNI lainnya yang juga berangkat haji melalui kloter haji Filipina, dari total 700 jemaah haji yang berangkat ke Arab Saudi.
Fakta ini ditemukan ketika penyidik menelusuri ratusan calon jemaah haji Indonesia yang berangkat menggunakan kuota haji Filipina.
Baca Juga
"Mereka masih di Manila, baru 26 orang yang sudah teridentifikasi sebagai WNI," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/9/2016).
Advertisement
Agus menjelaskan, dari 26 yang berhasil diidentifikasi, 25 di antaranya adalah TKI yang berada di Malaysia. Mereka yang berhaji menggunakan kuota Filipina ini, berangkat dengan keinginan sendiri dan dengan bantuan dari orang Filipina yang dipanggil syekh.
"Iya, 25 yang sudah teridentifikasi ini, mereka memang langsung di sana berhubungan. Jadi mereka ini rata-rata TKI dari Nunukan Malaysia. Mereka kenal dengan syekh yang ada di sana (Filipina langsung)," terang Agus.
Sementara untuk satu orang lagi, terang Agus, sebelumnya masuk ke dalam rombongan 177 calon haji yang ditangkap di Filipina. Namun, dia berhasil lolos hingga ke Arab Saudi.
"Satu lagi ini terkait 177. Ada satu orang ini yang sempat lolos. Sementara itu hasil identifikasi kita terhadap 26 orang itu," ungkap Agus.
Sebelumnya, ada 700 haji yang sudah tiba di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Filipina. Namun, Badan Reserse Kriminal Polri belum menemukan warga negara Indonesia (WNI) dari 700 haji tersebut.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, hal tersebut berdasarkan laporan dari tim yang berangkat ke negeri jiran itu.
"Laporan dan konfirmasi langsung, baik dari tim Bareskrim serta pemerintah Filipina, menyebutkan 700 jemaah haji yang telah tiba itu murni berasal dari Filipina. Jadi, belum ada satu pun warga negara Indonesia di pesawat kloter pertama itu," ungkap Ari di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa 20 September 2016.