Ini Sederet Keraguan Jaksa kepada Ahli Kubu Jessica Wongso

Jaksa juga menolak keterangan terkait racun yang ada di tubuh korban Wayan Mirna Salihin versi dr Djaya Surya Atmadja.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 05 Okt 2016, 14:42 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2016, 14:42 WIB
20160921-Sidang-Jessica-Wongso-Jakarta-HA
Ahli Patologi Forensik dari Australia, Michael David Robertsondi saat mengikuti lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu, (21/9). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso memasuki babak akhir. Dalam sidang ke-27 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari ini, Jaksa mengungkap dan meragukan kredibilitas dan integritas para ahli yang dihadirkan pengacara terdakwa.

Jaksa menebut ahli toksikologi Universitas Indonesia Budiawan yang dihadirkan pengacara patut dikesampingkan keterangannya.

Karena berdasarkan penelusuran jaksa di internet, Budiawan tidak masuk ke dalam ahli  toksikoligi forensik. Menurut jaksa, dari penelusuran tersebut Budiawan merupakan staf di departemen Kimia Lingkungan UI.

"Kami menganggap Budiawan sebagai toksikologi lingkungan," kata jaksa penuntut saat membacakan berkas tuntutannya di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016).

Jaksa juga menolak keterangan terkait racun yang ada di tubuh korban Wayan Mirna Salihin versi dr Djaya Surya Atmadja.

"Ahli bukanlah seorang toksikolog, tapi patologi," ujar jaksa penuntut.

Begitu pula untuk ahli patologi Beng Beng Ong dan Michael David Robertson. Keduanya adalah ahli yang didatangkan pengacara Jessica dari Australia.

Jaksa menolak keterangan keduanya. Penolakan dikarenakan keduanya tersangkut masalah hukum. Untuk Beng Beng Ong, jaksa menilai Beng Ong datang secara ilegal, di mana dia datang ke Indonesia dan hadir di persidangan menggunakan visa kunjungan dan bukan visa izin tinggal sementara.

Sementara David Robertson diduga tersangkut tudingan konspirasi kematian suami perempuan selingkuhannya di Amerika Serikat.

"Kredibiltas dan integritas sudah cacat secara hukum dan selayaknya keterangan mereka  dikesampingan majelis hakim," kata jaksa penuntut umum.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya