Ledakan Nova Diprediksi Terjadi April 2025, Ini Dampaknya bagi Bumi

T Coronae Borealis merupakan sistem bintang biner yang terdiri dari sebuah bintang kerdil putih dan bintang raksasa merah. Dalam sistem ini, bintang kerdil putih terus menyedot materi dari pasangannya.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 10 Apr 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 03:00 WIB
Kala Ledakan Bintang Super Dahsyat Terdeteksi
Para astronom berhasil mendeteksi supernova paling dahsyat yang pernah diamati. (Des/B.Shappee and The ASAS-SN Team)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah bintang yang tengah berada di ambang kematian, T Coronae Borealis, atau dikenal juga dengan nama Blaze Star, diperkirakan akan mengalami ledakan spektakuler pada April 2025. Ledakan ini akan menimbulkan fenomena astronomi langka yang dapat terlihat langsung dari bumi.

T Coronae Borealis merupakan sistem bintang biner yang terdiri dari sebuah bintang kerdil putih dan bintang raksasa merah. Dalam sistem ini, bintang kerdil putih terus menyedot materi dari pasangannya.

Akumulasi materi tersebut memicu reaksi nuklir berulang, yang menyebabkan bintang kembali menyala secara singkat. Fenomena ini disebut nova, dan membuat Blaze Star dijuluki "bintang berkobar."

Astronom telah mengamati tanda-tanda kematian bintang ini sejak 2015, dengan aktivitas yang semakin intens terlihat pada 2023. Sempat diperkirakan akan meledak pada 2024, namun hingga kini ledakan tersebut belum terjadi.

Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa April 2025 kemungkinan menjadi waktu terjadinya ledakan nova tersebut, meskipun waktunya masih belum bisa dipastikan secara akurat. Mengutip dari laman Space pada Rabu (09/04/2025), letusan yang terjadi pada Blaze Star ini diperkirakan akan menjadi letusan termonuklir berulang, yang sangat jarang terjadi.

Ketika meledak, kecerahan bintang ini akan meningkat secara dramatis, dari magnitudo sekitar +10 menjadi sekitar +2, atau hampir seterang Polaris, Bintang Utara. Hal ini akan membuat bintang tersebut tampak 1.000 kali lebih terang dari biasanya dan menciptakan ilusi kemunculan bintang baru di langit malam.

Blaze Star akan muncul di langit timur dan dapat mulai terlihat dengan jelas sekitar empat jam setelah matahari terbenam. Posisinya berada di antara dua bintang paling terang di langit malam, Vega yang terbit di timur laut, dan Arcturus di arah timur.

Jika langit cerah dan bebas dari polusi cahaya, fenomena ini bisa disaksikan langsung dengan mata telanjang. Ledakan T Coronae Borealis bukan hanya menjadi peristiwa langka bagi dunia astronomi, tetapi juga merupakan pengalaman langit malam yang luar biasa bagi pengamat di Bumi.

Fenomena ini hanya terjadi setiap sekitar 80 tahun sekali, terakhir kali Blaze Star meledak adalah pada 1946.

 

Bintang T Coronae Borealis

Bintang T Coronae Borealis berada di Coronae Borealis atau Mahkota Utara. Coronae Borealis merupakan konstelasi kecil di belahan bumi utara.

Terdapat busur bintang setengah lingkaran yang menyerupai mahkota di dalamnya. Konstelasi ini memiliki karakter Alphecca atau Gemma, yang merupakan sistem bintang biner gerhana.

Bintang T Coronae Borealis berada di belahan Bumi Utara dan berjarak 3.000 tahun cahaya dari bumi. Para ilmuwan memperkirakan bahwa ledakan bintang ini tidak akan membahayakan planet kita.

Sebuah ledakan bintang baru berbahaya bagi bumi jika berjarak kurang dari 50 tahun cahaya. Ledakan supernova kurang dari 50 tahun cahaya dapat memancarkan radiasi ultraviolet yang kuat.

Paparan radiasi kosmik dapat menipiskan atau bahkan menghancurkan lapisan ozon bumi, sehingga makhluk hidup tidak mendapatkan pelindungan dari paparan UV. Terlebih, ledakan bintang katai putih yang umumnya tidak mengancam bumi karena tidak memancarkan semburan sinar gamma yang kuat.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya